Organisasi Pewayangan Indonesia Prihatin Kondisi Bangsa Indonesia

Oleh : Amazon Dalimunthe | Rabu, 28 Februari 2018 - 08:58 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA,-- Tahun 2018-2019  yang akan diwarnai dengan peristiwa politik berupa pemilihan kepala daerah (pilkada), Pemilihan anggota Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) memiliki potensi pada disintegrasi bangsa. Hal ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam bagi para penggiat pewayangan yang terdiri dari berbagai organisasi seperti Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI), Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), ASEAN Puppetry Association (APA)- Indonesia, Union Internationale de la Marionnette (UNIMA)- Indonesia, dan PEWANGI (Persatuan Wayang Orang Indonesia).

Untuk itu kemarin, Selasa (27/2) di Museum Pewayangan Kautaman, Taman Mini, Jakarta Timur, organisasi organisasi ini sepakat mengeluarkana pernyataan keprihatian bersama yang dibacakan oleh Suparmin Sanjoyo mewakili seluruh organisasi yang hadir.

Dalam pernyataannya, para penggiat pewayangan menyatakan keprihatinan yang mendalam atas kondisi bangsa kita saat ini.  “Saat ini telah terjadi kecenderungan yang mungkin dapat mengarah pada disintegrasi bangsa, yang ditandai dengan menurunnya sikap tenggang rasa dan toleransi. Gejalanya dapat dilihat dari menguatnya nilai-nilai primordialisme, fundamentalisme, dan radikalisme. Situasi ini dapat membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” kata Suparmin.

Untuk itu, Peran komunitas pewayangan akan semakin ditingkatkan dalam bidang pembangunan kebudayaan upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang rukun, damai, bermoral, dan berbudaya.

Sementara itu Kepala Bidang Humas SENA WANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia),  Eny Sulistyowati S.Pd , MM,  menyatakan  bahwa Pernyataan Bersama Organisasi Pewayangan Indonesia ini merupakan kesepakatan yang diambil melalui rapat gabungan dari sejumlah elemen Organisasi Pewayangan Indonesia, yang berlangsung sepanjang hari ini (Selasa 27/02/2018), sejak pagi, hingga sore.

“Saat ini kita berhadapan dengan bahaya segregasi sosial di mana politik identitas mencuat. Sebagai penggiat budaya rasanya tidak cukup diam dan pasrah. Diperlukan kesadaran untuk membangun relasi perdamaian sejati yang memperjuangkan nilai-nilai keberagaman dan kesetaraan, “ kata Eny yang juga seorang penari wayang orang ini.

Dalam gerakan budaya ini, lanjutnya, sumbangsih pemikiran dari kita diharapkan dapat menginspirasi panggilan bersama untuk meretas damai di tengah keberagaman, secara rukun, bermoral, dan berbudaya. ”Dengan demikian diupayakan agar hasil pemilihan-pemilihan akan dapat melahirkan pemimpin-pemimpin yang bersih, anti: korupsi, penyalah-gunaan Narkoba, anti KKN dan berakhlak mulia serta menegakkan keutamaan hidup berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” pungkas Eny. (AMZ)