Menlu: Pendidikan Promosikan Islam yang Damai

Oleh : Herry Barus | Kamis, 15 Februari 2018 - 08:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi mengatakan pendidikan adalah cara untuk mempromosikan dan menyebarkan nilai-nilai Islam sebagai ajaran yang membawa kedamaian dan toleransi.

Salah satu unsur yang sangat penting dalam mempromosikan Islam damai adalah melalui pendidikan. Pendidikan dapat mencegah kemiskinan, konflik, radikalisme. Pendidikan juga adalah kunci untuk membebaskan diri dari kebodohan dan keterbelakangan.

"Pendidikan dapat mengubah anak-anak muda menjadi agen perdamaian dan toleransi," kata Retno dalam sambutannya saat membuka lokakarya Indonesia-Filipina tentang Kerja Sama Pendidikan Islam yang diadakan pada Rabu hingga Kamis (15/2/2018) di Jakarta.

Dalam hal itu, pendidikan akan mengajarkan wajah sejati Islam yakni berkat bagi seluruh alam semesta.

Retno menuturkan sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia terus mendorong Islam yang damai di seluruh dunia dan mempromosikan dialog antaragama.

"Ini adalah suatu berkah sebagai suatu negara dengan penduduk muslim paling besar di dunia tetapi kita hidup di masyarakat multikultural untuk berbagi, dengan tujuan untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan dunia," tuturnya.

Menurut Retno, lembaga-lembaga pendidikan seperti madrasah dan pesantren berpengaruh pada peradaban Islam yang dulu, sekarang dan masa depan karena sebagai tempat untuk memelihara nilai dan budaya toleransi, perdamaian dan moderasi.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam harus membekali para pelajar tidak hanya dengan nilai-nilai Islam, tapi juga pengetahuan dan keterampilan agar mereka bisa berkompetisi di dunia profesional.

"Madrasan atau pesantren memberikan didikan tentang modernitas Islam. Ini adalah tempat di mana pengacara, ahli bedah, ilmuwan Islam yang berkelas dunia lahir," ujarnya.

Dalam hal ini, kurikulum yang dipakai di institut pendidikan Islam harus diperbaharui secara konsisten untuk disesuaikan dengan perkembangan kontemporer dan juga menjaga identitas bangsa.

Demikian pula peran ulama, pemimpin agama dan organisasi keagamaan merupakan kunci dalam upaya pengelolaan pendidikan Islam.

Retno berharap dapat melihat kegiatan tindak lanjut untuk mewujudkan kerjasama pendidikan Islam itu termasuk dalam bentuk pertukaran guru dan pelajar, pengembangan kurikulum bersama dan pembangunan kapasitas profesional.

"Saya juga berharap lokakarya ini bisa menghasilkan rekomendasi sebagai dasar pengembangan pendidikan Islam. Dan dalam jangka panjang, kolaborasi ini bisa menjadi model kemitraan lebih jauh antara Indonesia, Filipina dan negara lain untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi," tuturnya. (Ant)