2018, Dinilai Tahun Pertumbuhan Bagi Hotel Indonesia Natour

Oleh : Chodijah Febriyani | Rabu, 17 Januari 2018 - 11:30 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta - Tahun 2018, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) menargetkan mampu mencetak laba sebesar Ro 8,7 miliar, hal ini melonjak signifikan dibanding tahun 2017 yang membukukan kerugian sebesar Rp 89,9 miliar.

"Tahun 2018 akan menjadi 'Tahun Pertumbuhan' menuju lepas landas, karena perseoan diproyeksikan mampu membalikkan keadaan keuangan dari sebelumnya menderita defisit menjadi laba," kata Direktur Utama HIN Iswandi Said dalam Media Gathering: Paparan Kinerja HIN 2018, di Jakarta, Selasa (16/1/2018).

Menurut Iswandi, pada tahun 2018 perseroan juga menargetkan meraup pendapatan sebesar Rp730 miliar, tumbuh 12 persen dibanding tahun 2017 sebesar Rp637 miliar.

Ia menjelaskan, pada tahun 2016-2017 manajemen melakukan transformasi perusahaan agar bisa keluar dari keterpurukan dengan melakukan revitalisasi hotel dan perbaikan kualitas layanan.

"Bisnis inti HIN adalah jasa perhotelan. Jadi kita harus konsisten untuk memperbaiki infrastruktur mulai dari hotel, layanan dan sumber daya manusia," tegasnya.

Saat ini, Hotel Indonesia Group mengelola 43 hotel yang terdiri dari atas 14 Hotel Indonesia Natour, tujuh hotel Patra Jasa (anak perusahaan Pertamina), 7 hotel Aero Wisata (anak perusahaan Garuda Indonesia).

Selanjutnya, sembilan hotel milik Pegadaian (Pesonna Hotels), satu hotel milik Taman Wisata Candi (Manohara Hotel Borobudur) dan lima hotel milik PT Jakarta Tourisindo.

Iswandi menjelaskan, transformasi yang dilaksanakan perusahaan juga dikaitkan dengan program sinergi antar BUMN yang dicanangkan Kementerian BUMN, dimana semua perusahaan milik negara diarahkan untuk saling bekerja sama.

"Kita harus mampu mengubah citra hotel BUMN yang sebelumnya terkesan gelap, kuno dan layanan di bawah standar, menjadi berkualitas skala internasional. Tidak ada lagi yang bilang kamar kumuh, handuk berwarna coklat. Sekarang pastinya handuk putih bersih layaknya hotel kualitas internasional," tegasnya.

Sementara itu, Direktur Keuangan HIN Andy F Manvaludhi mengatakan perbaikan layanan secara berkesinambungan terus dilakukan mulai dari penataan dan perbaikan sarana dan fasilitas hotel di berbagai kawasan, peningkatan kualitas layanan, termasuk pengembangan program pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam hal layanan dan reservasi.

Khusus tahun 2018, Andy menambahkan perusahaan mengalokasikan belanja modla (capex) sebesar Rp89 miliar, yang diperoleh dari internal kas perusahaan dan dari penerbitan surat utang (obligasi).

"Dana investasi terutama digunakan untuk pengembangan dan renovasi hotel di sejumlah lokasi," ujarnya.

HIN pada tahun 2018 menargetkan penambahan jumlah kamar menjadi 853,370 kamar naik dibanding tahun 2017 sebanyak 851,638 kamar.

Saat yang sama tingkat isian kamar (occupancy rate) pada tahun 2018 diproyeksikan mencapai 72,8 persen, naik dari sebelumnya sebesar 67,1 persen.

Dengan perbaikan sejumlah hotel dan meningkatkan fasilitas layanan, diharapkan pada 2018 total jumlah tamu di jaringan Hotel Indonesia Group mencapai 486,274 tamu meningkat 31 persen dibanding tahun 2017.

"Tamu Hotel Indonesia Group sebanyak 71 persen masih didominasi wisatawan Nusantara, selebihnya adalah wisatawan asing dengan jumlah terbanyak adalah turis asal China, Australia dan Eropa," katanya. (Ant)