Dinilai Mudahkan Investor, PetroChina Apresiasi Skema Gross Split

Oleh : Hariyanto | Kamis, 11 Januari 2018 - 13:38 WIB

INDUSTRY co.id -Jakarta - Perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal China, PetroChina memberikan apresiasi atas penerapan skema bagi hasil "Gross Split" yang memberikan kemudahan bagi investor.

"Skema 'Gross Split' memberikan hal yang fleksibel bagi investor untuk mengembangkan perhitungannya, saya rasa ini menarik untuk iklim investasi energi di Indonesia," kata Presiden PetroChina Gong Bencai di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Perusahaan induk dari PetroChina, CNPC masih menganggap Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi utama untuk sektor energi. Pemerintah China tahun lalu meluncurkan Inisiatif Satu Sabuk Satu Jalan, untuk membangun hubungan dan kerja sama antara negara-negara Eropa dan Asia, termasuk Indonesia.

Terkait itu PetroChina akan mengadakan konsultasi ekstensif mengenai operasi dan kerja sama di Indonesia. Selama bertahun-tahun, investor China mendapat dukungan penuh dari pemerintah.

"Kami telah membangun situasi win-win melalui operasi kami. Kami sadar bahwa Pemerintah di Indonesia sangat memperhatikan pengembangan sektor energi. Kami hadir untuk berpartisipasi dengan cara apapun, terutama dalam kegiatan eksplorasi dan produksi," katanya.

Pada 2017, dalam upaya meningkatkan produksi Blok Jabung, Jambi, blok operasi PetroChina yang terbesar, PetroChina telah menerapkan beberapa teknologi. Dengan hasil itu, telah berhasil meningkatkan produksi rata-rata harian menjadi hampir 55.000 BOEPD.

Sama seperti di tempat lain produksi Jabung Blok secara alami mengalami penurunan karena ladang minyak tua. "Karena itu, kita harus bekerja cerdas, sekaligus mengurangi biaya operasional. Setelah beberapa percobaan, akhirnya kami berhasil melakukan proyek pemeliharaan tanpa mematikan Pabrik Gas Betara." katanya.

Kementerian ESDM menyebutkan skema kontrak bagi hasil "Gross Split" untuk lima blok migas masih diminati investor sepanjang tahun 2017.

"Skema Gross Split ternyata masih diminati oleh investor, bahkan sudah ada lima blok migas yang mencapai kesepakatan," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial.

Kelima blok tersebut adalah Andaman I, Andaman II, Pekawai, West Yamdena dan Merak-Lampung yang sudah dilelang dan laku pada 2017.

Ego menyatakan skema lama cost recovery pada 2015 dan 2016 justru tidak ada yang laku, pada lelang blok migas konvensional.

Lelang yang ditawarkan untuk blok migas konvensional sepanjang 2017 tercatat sebanyak 10 blok migas. Dan yang sudaj laku lima, atau hanya 50% dari target. (ant)