Kuasai 74%, Honda 'Tiada' Lawan di Pasar Sepeda Motor Nasional

Oleh : Wiyanto, Dhiyan W Wibowo | Sabtu, 23 Desember 2017 - 09:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Semarang, Siapa lagi bisa melawan brand Honda untuk pasar sepeda motor di Indonesia.

Di tengah kondisi pelemahan ekonomi yang mewarnai industri di dalam negeri dalam kurun tiga tahun terakhir, brand Honda masih memuncaki pasar, dengan penguasaan hingga 74,6%.

Pelemahan ekonomi akibat turunnya harga komoditas dan produk batu bara memang mulai terasa sejak tiga tahun silam. Sejumlah daerah yang menjadi sentra industri komoditas dan batu bara terpukul, sehingga masyarakatnya mengalami pelemahan daya beli.

Angka penjualan kendaraan bermotor roda dua pu mengalami penurunan. Dari total penjualan pada tahun 2014 yang sebesar 7,9 juta unit, melorot menjadi 6,5 juta unit pada 2015, dan makin susut menjadi 5,9 juta unit di 2016 lalu.

Kendati angka penjualan terus mengalami penurunan di semua brand, namun brand Honda terus melesat makin mengunci penguasaan pasarnya menjadi 73,9% pada tahun 2017, dan terus meningkat menjadi 74,6% per akhir semester I tahun ini.

Dikatakan Production, Engineering, and Procurement Director PT Astra Honda Motor (AHM) David Budiono dalam kesempatan Workshop Wartawan Industri Astra International, 6-7 Desember lalu di Semarang, Jawa Tengah, pangsa pasar sepeda motor Honda di Tanah Air mulai bergerak naik meninggalkan rivalnya, Yamaha sejak tahun 2011 silam.

Saat itu kita meluncurkan Vario Injection, dan pangsa pasar kita terus meningkat dari tahun ke tahun, ujar David.

Di tahun depan, AHM masih memandang optimis bahwa pasar masih akan berpihak pada Honda. Seperti dikatakan David, pihaknya masih berani mematok peningkatan pangsa pasar kendati tipis, menjadi 75%.

Padahal pasar sepeda motor di tahun ini masih akan mengalami penurunan dibanding tahun lalu. David memprediksi di tahun 2017 angka penjualan sepeda motor nasional akan mengkerut sedikit menjadi 5,8 juta unit.

"Kita berharap AHM itu bisa memberikan kontribusi terhadap masyarakat kita dan market share bisa 75% di 2018," katanya.

David memprediksi di tahun 2018 industri otomotif termasuk segmen kendaraan roda dua masih akan menghadapi tantangan, berupa dampak pelemahan daya beli yang masih belum sepenuhnya pulih.

Apalagi saat ini sejumlah kalangan kelas menengah atas memilih menahan belanja, dan meningkatkan jumlah depositonya di perbankan sambil menunggu situasi perekonomian benar-benar pulih.

Namun demikian diyakini masih akan ada dampak positif yang bisa dirasakan idnustri otomotif, khususnya roda dua, dari pemulihan harga komoditas. Selain itu pertumbuhan kebutuhan kelas menengah di era teknologi informasi diproyeksikan akan ikut mendukung angka penjualan di tahun depan.

Ditambah lagi pasar akan makin terbuka untuk Asia Tenggara, imbuhnya.

Untuk mendukung optimisme di tengah tantangan penurunan minat belanja tadi, AHM memperluas penetrasi pasar ekspornya di Asia Tenggara, lewat model-model baru yang siap dirakit di Tanah Air.

Dikatakan David, AHM menargetkan ekspor bisa meningkat hingga 40%-50% di tahun 2018. Di tahun 2016 lalu, AHM mengekspor sekitar 60 ribu unit sepeda motor Honda.

"Tahun ini naik menjadi 100 ribuan unit," ucapnya.

Sayangnya David masih belum mau memaparkan model mana saja yang bisa menjadi primadona untuk pasar ekspor, demi menopang angka penjualan AHM.

Sebelumnya sempat beredar kabar bahwa motor trail CRF150L yang dirakit di pabrik Honda Pegangsaan, Jakarta, tengah dikaji untuk dijadikan produk ekspornya.