Nilai Ekspor Bali Meningkat 1,56 Persen

Oleh : Herry Barus | Rabu, 04 Januari 2017 - 16:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Bali menghasilkan devisa sebesar 463,64 juta dolar AS selama periode Januari-November 2016, atau nilai ekspor Pulau Dewata meningkat 1,56 0,91 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015 yang mencatat 456,51 juta dolar AS.

"Devisa tersebut diperoleh dari hasil pengapalan berbagai jenis matadagangan yang menembus pasaran luar negeri," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Rabu (4/1).

Ia mengatakan, perolehan devisa tersebut ditopang dari hasil industri dan kerajinan skala rumah tangga dengan menonjolkan unsur seni serta rancang bangun (desain) yang sesuai dengan selera konsumen mancanegara.

Pengapalan berbagai jenis matadagangan lewat beberapa pelabuhan laut di Indonesia khusus pada bulan November 2016 mencapai 44,19 juta dolar AS, turun sebesar 17,82 persen dibanding dengan bulan sebelumnya (Oktober 2016) tercatat 53,77 juta dolar AS.

"Capaian bulan November 2016 dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 7,88 persen, karena bulan November 2015 mengantongi devisa sebesar 40,96 juta dolar AS," ujar Adi Nugroho seperti dikutip Antara.

Bali mengapalkan lima komoditas utama matadagangan ke pasaran luar negeri yang meliputi ikan dan udang sebesar 26,73 persen, menyusul produk perhiasan (permata) 15,74 persen, produk pakaian jadi bulan rajutan 12,08 persen, produk kayu, barang dari kayu 8,93 persen serta produk perabot dan penerangan rumah 7,07 persen.

Berbagai jenis matadagangan tersebut paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat 27,80 persen, menyusul Australia 12,39 persen, Tiongkok 10,72 persen, Singapura 7,93 persen dan Jepang 5,50 persen.

Adi Nugroho menjelaskan, menurunnya menilai ekspor Bali dibanding dengan bulan sebelumnya dipicu oleh menurunnya nilai ekspor tujuan Jepang sebesar 2,30 juta dolar AS atau menurun 48,67 persen.

Selain itu juga tujuan Amerika Serikat menurun 1,93 juta dolar AS, Australia 823.050 dolar AS, Inggris 656.365 dolar AS dan Singapura 539.807 dolar AS.

Jika dilihat dari jenis komoditas penurunan tersebut sangat dipengaruhi oleh merosotnya nilai eksor daging dan ikan olahan mencapai 1,6 juta dolar AS, perabot dan penerangan rumah tangga 996.982 dolar AS, barang dari kayu 812.193 dolar AS, berbagai barang logam dasar 279.079 persen dan kapas 266.433 dolar AS, ujar Adi Nugroho.(Hrb)