Presiden Jokowi: Kampus Harus Berperan Sentral Dalam Pembangunan
INDUSTRY.co.id - Yogyakarta- Presiden Joko Widodo meminta agar perguruan tinggi terus mengambil peran sentral dalam pembangunan nasional.
"Sampai kapan pun perguruan tinggi akan menempati peran sentral dalam pembangunan bangsa dan negara. Perannya selalu sentral, sentral dalam menciptakan SDM yang andal, sentral dalam melahirkan karya riset yang unggul serta sentral dalam menjawab setiap tantangan zaman," kata Presiden Joko Widodo saat memberi kuliah umum dalam rangka dies natalis ke-68 Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Selasa (19/12/2017) Presiden merupakan lulusan UGM dari Fakultas Kehutanan angkatan 1980. "Tapi yang kita harus waspadai adalah tantangan zaman yang selalu berubah, yang sangat dinamis saat ini, ilmu pengetahuan yang berkembang sangat cepat, teknologi informasi robotik, 'artificial intelegent' akan sangat mempengaruhi kehidupan manusia ke depan," tambah PresidenPresiden menilai teknologi yang baru dipelajari cepat tertinggal karena akan muncul teknologi yang baru lagi.
"Inilah perubahan yang sangat cepatnya. Perkembangan ini tentu sangat mempengaruhi tantangan bagi pendidikan tinggi, lahirnya teknologi baru membuat beberapa jenis pekerjaan hilang dalam beberapa saat yang akan datang," jelas Presiden. Presiden mencontohkan pekerjaan sebagai tukang pos yang tadinya sangat penting saat ini tidak dikenal lagi. "Teller atau kasir mungkin tidak lama lagi tidak akan relevan lagi dan masih banyak lagi jenis pekerjaan yang mulai hilang dan tidak relevan," ungkap Presiden. Perubahan itu juga mempengaruhi formasi bisnis, misalnya, kamera analog sudah tidak relevan lagi dan sepenuhnya diganti produk digital, bisnis "supermarket" (pasar swalayan) atau mal yang dulunya sangat mapan sekarang kini menyusut dominasinya karena berpindah dari "offline" ke "online". "Biro perjalanan yang berjualan tiket semakin tidak relevan, ini sudah mulai karena munculnya 'online ticketing'. Pasti masih banyak bisnis-bisnis lama yang akan hilang dan mulai surut dan muncul jenis bisnis-bisnis baru," tambah Presiden. Bahkan, menurut Presiden, politik dan pemerintahan juga harus menyesuaikan dengan perkembangan iptek."Dengan berbagai macam inovasi pemerintah terpaksa bekerja cepat, kerja efisien, karena kalau tidak, pasti negara itu akan ditinggal negara mana pun dan suatu saat nanti jumlah administrator juga akan berkurang semakin sedikit karena banyak pekerjaan yang sudah bisa diotomatisasikan. Artinya sekali lagi dunia perubahan total berubah banyak," ujar Presiden, menegaskan.