Airlangga Hartarto-Idrus-Nurdin Calon Kuat Ketum Partai Golkar

Oleh : Herry Barus | Rabu, 22 November 2017 - 06:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin memprediksi Idrus Marham, Nurdin Halid, dan Airlangga Hartarto menjadi calon kuat untuk menggantikan Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto, Ujang menyebut nama-nama tersebut bukan tanpa alasan dan perhitungan karema ketiganya memiliki potensi dan kekuatan ketiga figur tersebut.

Airlangga Hartarto menurut Ujang, cukup kuat karena bakal dekat dengan istana dan didukung pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kemarin Menko Kemaritiman dan Airlangga sudah menghadap Presiden. Saya kira pertemuan itu membahas Golkar, jadi sinyalnya jelas," katanya di Jakarta, Selasa (21/11/2017

Sementara Idrus Marham Sekretaris Jenderal Partai Golkar saat ini, otomatis dia menguasai struktur dan relasi dengan para pengurus DPD se-Indonesia.


Selain itu, Pengamat Politik Lulusan Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan Idrus mendapatkan kekuatan dari Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono.

"Agung Laksono sudah terang-terangan merekomendasikan Idrus Marham sebagai Plt Ketum Golkar, yang dituangkan dalam surat rekomendasi Dewan Pakar. Itu dukungan yang nyata," katanya.

Sementara terkait Nurdin Halid (NH), Ujang menjelaskan bahwa dia merupakan figur yang saat ini menjabat sebagai Ketua Harian Partai Golkar.

Jika Munaslub diselenggarakan, Nurdin bisa meraup suara banyak dengan pengaruhnya. Selain itu, Nurdin juga kader muda yang diyakini mampu mengembalikan elektabilitas dan kemenangan Golkar di Pemilu.

Namun, Nurdin tidak punya kekuatan di balik layar yang bisa menopangnya, katanya.

Namun demikian, Ujang mengatakan semua kader Golkar memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi pempimpin Golkar di masa yang akan datang.

"Tapi perlu ditekankan, bahwa Golkar harus dipimpin oleh kader muda yang tidak bermasalah, baik itu moral maupun hukum," kata Ujang seperti dilansir Antara.

Ujang mengigatkan Golkar butuh percepatan dalam mengembalikan citra yang sudah hancur di mata masyarakat saat ini, karena kasus hukum yang melibatkan Ketum Setya Novanto.

"Untuk merekoveri Golkar butuh percepatan. Karena tahun politik sudah di depan mata," kata Ujang.