Jelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Mentah Turun di Pasar Global

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 21 November 2017 - 08:38 WIB

INDUSTRY.co.id - New York – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2017 di pasar global turun 70 sen atau sekitar 1,2% menjadi US$55,85 per barel. Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari 2018 terpangkas 50 sen menjadi US$62,22 per barel di London ICE Futures Exchange.

Demikian dilaporkan Reuters dan Xinhua di New York, Senin (20/11/2017) atau Selasa (21/11/17) dini hari WIB.

Penurunan harga minyak mentah di pasar global tersebut terjadi menjelang pelaksanaan pertemuan negara-negara pengekspor minyak mintah (OPEC) pada pekan depan. Sementara itu, menguatnya dolar Amerika terhadap berbagai mata uang terkemuka dunia turut mempengaruhi perdagangan komoditas di seluruh papar perdagangan bursa berjangka dunia.

OPEC bersama-sama sekelompok produsen minyak mentah non-OPEC yang dipimpin Rusia bersepakat menahan pasokan minyak mentah sejak awal 2017 untuk memperketat persediaan minyak mentah di pasar global guna mendorong kenaikan harga.

Kesepakatan itu bakal berakhir pada Maret 2018, dan OPEC akan menggelar pertemuan di Wina, Austria, pada 30 November 2017 untuk membahas kebijakan tersebut. Pasar memperkirakan kesepakatan itu bakal diperpanjang hingga sepanjang 2018.

“OPEC dan 10 negara non-OPEC diperkirakan bakal menahan pasokan minyak ke pasar global di sepanjang 2018, kendati Rusia hingga kini masih belum menunjukkan posisinya dengan jelas,” ujar Tamas Varga, analis PVM Oil Associates.

Pekan lalu, OPEC memprediksi permintaan minyak mentah naik 460.000 barel per hari (bph) menjadi 33,42 juta bph pada 2018. Sementara itu, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) memperkirakan terjadinya penurunan permintaan sebanya 320.000 bph menjadi 32,38 juta bph pada tahun depan.

Apresiasi kurs dolar AS turut membebani harga-harga komoditas, termasuk minyak. Kurs dolar AS menguat terhadap euro setelah Jerman diberitakan tidak dapat membentuk pemerintahan koalisi terus menambah ketidakpastian politik Uni Eropa. Kurs dolar AS menguat 0,4% terhadap euro.

Harga minyak berbanding terbalik terhadap kurs dolar AS. Pasalnya, apresiasi dolar AS akan membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal di pasar global sehingga dapat menekan permintaan pasar. (Abraham Sihombing)