HIMKI: Terjadi Krisis Bahan Baku Rotan di Indonesia

Oleh : Ridwan | Selasa, 19 September 2017 - 17:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Indonesia boleh berbangga sebagai negara produsen rotan terbesar di dunia. Data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan sekitar 85 persen bahan baku rotan di seluruh dunia dihasilkan oleh Indonesia, sementara 15 persen lainnya dihasilkan oleh negara lain seperti Filipina, Vietnam dan negara Asia lainnya.

Namun, yang terjadi saat ini berbanding terbalik, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) melalui Ketua Umum, Soenoto mengungkapkan bahwa sejak satu tahun terakhir telah terjadi krisis bahan baku rotan di Indonesia.

"Padahal, pemerintah telah melarang ekspor bahan baku rotan. Tetapi saat ini untuk mencari bahan baku rotan seperti mencari jarum di lembaran jerami," ujar Soenoto kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Selasa (19/9/2017).

Oleh karena itu, HIMKI meminta kepada pemerintah khususnya kementerian terkait untuk melakukan investigasi mencari penyebab dan menemukan solusinya. "Kenapa Indonesia yang 85 persen pemilik rotan dunia, industri rotan sejak setahun yang lalu mengalami krisis bahan baku," terangnya.

Lebih lanjut, HIMKI menilai adanya pencabutan Permendag No 35 tahun 2011, bukan berarti serta merta bahwa ekspor bahan baku rotan dicabut. "Dalam hal ini, kami meminta kepada Menteri Perdagangan (Mendag) untuk memberikan klarifikasi terhadap masyarakat bahwa dicabutnya Permendag No 35 tahun 2011 itu bukan berarti bahwa ekspor bahan baku rotan sudah dibuka kembali," kata Soenoto.

Selai itu, lanjut Soenoto, kalau satu industri sudah tidak bisa lagi didukung oleh ketersediaan bahan baku maka, industri itu akan punah. "Realitas ini yang sebenarnya anomali. Dalam pengertian bahwa, bukankah Indonesia ini 85 persen penghasil rotan dunia, jadi semestinya dia menjadi keunggulan bukan hanya kompetitif tapi juga komparatif," imbuhnya.

Jadi, lanjutnya, kalau belakangan ini muncul kembali solusi atas kelangkaan bahan baku di industri kemudian harus ekspor, ini semakin tidak dimengerti oleh logika kita, justru seharusnya malah makin mempertegas pengembangan bahan baku agar tidak diselundup. "Karena menurut data UN Comtrade masih menunjukan bahwa terjadi pergerakan ekspor keluar terutama yang terbesar ke Singapura, berarti kan ilegal, karena sejak tahun 2011 sudah stop ekspor," tegas Soenoto.

HIMKI khawatir ini merupakan suatu skenario dari beberapa pemain-pemain bahan baku yang dari dulu selalu ingin mengeluarkan bahan baku rotan. "Ini yang kami khwatirkan, apalagi akhir-akhir ini muncul pembicaraan dari dari beberapa anggota DPD yng menyatakan perlu dibuka keran eskpor bahan baku rotan, karena sudah menyusahkan rakyat," ucapnya.

Oleh karena itu, HIMKI menghimbau untuk seluruh Kementerian dan lembaga untuk menggunakan produksi dalam negeri khususnya rotan. "Bangku-bangku sekolah yang jumlahnya mungkin ribuan ton kebutuhan bahan bakunya itu juga dibuat dari rotan, jadi masih banyak solusi-solusi yang mulia ketimbang ekspor bahan baku," tutup Soenoto.