Menperin Airlangga: Singapura Tertarik dengan Konsep Santripreneur yang Dikembangkan Kemenperin

Oleh : Ridwan | Selasa, 12 September 2017 - 11:46 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Di tengah kegiatan kunjungan kerjanya di Singapura, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto bertemu dengan Menteri Luar Negeri Singapura, Vivian Balakrishnan. Keduanya membahas mengenai upaya pengembangan industri kecil dan menengah (IKM).

"Mereka tertarik dengan konsep Santripreneur yang diinisiasi oleh Kementerian Perindustrian dan berharap bisa ada kerja sama pola pengembangan untuk penumbuhan wirausaha baru," ungkap Airlangga melalui keterangan tertulisnya di Jakarta (12/9/2017).

Seperti diketahui, Kementerian Perindustrian semakin gencar menciptakan wirausaha baru di lingkungan pondok pesantren melalui program Santripreneur. Upaya ini dimaksudkan agar para lulusan pondok pesantren nanti dapat turut mendorong penumbuhan industri kecil dan menengah (IKM).

Selama tahun 2013-2015, Ditjen IKM Kemenperin telah membina lima pondok pesantren di empat wilayah, yakni Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kab. Garut, Jawa Barat, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat dan Kab. Pacitan, Jawa Timur.

Sebelumnya, Airlangga menegaskan, pondok pesantren berperan penting dalam upaya mewujudkan kemandirian industri nasional.

"Selama ini, setiap tahunnya kami telah melaksanakan berbagai program pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya pada pengembangan IKM di lembaga pendidikan keagamaan termasuk pondok pesantren," katanya.

Kemenperin mencatat, jumlah IKM tumbuh mencapai 165.983 unit pada tahun 2016 atau meningkat 4,5 persen dibandingkan tahun 2015. Sementara pada 2017, jumlah IKM ditargetkan mencapai 182.000 unit dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 400.000 orang.

Dengan berbagai program strategis tersebut, Kemenperin akan mendorong penumbuhan wirausaha baru sebanyak 5.000 unit dan pengembangan 1.200 sentra IKM pada 2017. Pada 2019, ditargetkan akan mencapai 20.000 wirausaha baru.

Di samping itu, IKM terus meningkatkan nilai tambah di dalam negeri yang cukup signifikan setiap tahun. Ini terlihat dari capaian pada 2016 sebesar Rp520 triliun atau meningkat 18,3 persen dibandingkan pada 2015. Sedangkan, nilai tambah IKM pada 2014 tahun sekitar Rp373 triliun menjadi Rp439 triliun pada 2015 atau naik 17,6 persen.