Kemenperin Dorong Industri Karet di Bengkulu

Oleh : Ridwan | Rabu, 09 Agustus 2017 - 05:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Karet adalah komoditi perkebunan terbesar setelah sawit di Provinsi Bengkulu. Pertumbuhan produksi karet pada tahun 2012 mencapai angka sebesar 3,99 persen per tahun dengan pertumbuhan luas produksi sebesar 7,26 persen per tahun.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto saat menerima kunjungan Bupati Bengkulu di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta (8/8/2017).

"Potensi industri karet di Bengkulu harus didorong pengembangannya agar pertumbuhannya terus meningkat dari tahun ke tahun," ungkap Airlangga.

Sebagai produsen karet terbesar kedua di dunia, jumlah suplai karet Indonesia penting untuk pasar global. Sejak tahun 1980an, industri karet Indonesia telah mengalami pertumbuhan produksi yang stabil. Kebanyakan hasil produksi karet negara ini, kira-kira 80% diproduksi oleh para petani kecil. Oleh karena itu, perkebunan Pemerintah dan swasta memiliki peran yang kecil dalam industri karet domestik.

Sementara itu, total luas perkebunan karet Indonesia telah meningkat secara stabil. Di tahun 2015, perkebunan karet di negara ini mencapai luas total 3,65 juta hektar. Jumlah perkebunan karet milik petani kecil telah meningkat, sementara perkebunan Pemerintah dan swasta telah agak berkurang, kemungkinan karena perpindahan fokus ke kelapa sawit.

Sekitar 85% dari produksi karet Indonesia diekspor. Hampir setengah dari karet yang diekspor ini dikirimkan ke negara-negara Asia lain, diikuti oleh negara-negara di Amerika Utara dan Eropa. Lima negara yang paling banyak mengimpor karet dari Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, Singapura, dan Brazil. Konsumsi karet domestik kebanyakan diserap oleh industri-industri manufaktur Indonesia (terutama sektor otomotif).

"Oleh karena itu, pertumbuhan industri karet di Bengkulu harus terus didorong pengembangannya agar lebih meningkat dari tahun ke tahun," pungkasnya.