Menteri Airlangga: HUT ASEAN ke-50, Mari Jaga Sentralitas ASEAN

Oleh : Ridwan | Selasa, 08 Agustus 2017 - 17:04 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Di tengah terpaan globalisasi gelombang ketiga yang penuh ketidakpastian, negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam Association of South East Nations (ASEAN) justru diprediksi bakal menjadi kekuatan ekonomi dunia yang baru dalam beberapa dekade mendatang.

Memasuki usia setengah abad pada bulan Agustus ini, ASEAN telah mengalami kemajuan yang luar biasa dalam menjaga stabilitas kedamaian dan kemakmuran yang tidak terbayangkan sebelumnya.

"Saat ini, tantangan yang yang tengah dihadapi oleh ASEAN antara lain adalah perkembangan dunia yang cepat berubah, bagaimana membangun 'we feeling' di kalangan masyarakat ASEAN dan bagaimana dapat terus menjaga sentralitas ASEAN," ungkap Airlangga melalui laman facebooknya @Airlangga Hartarto, Selasa (8/7/2017).

Seperti diketahui, Asia Tenggara merupakan sebuah kawasan yang boleh dibilang paling beragam di dunia, dihuni sekitar 640 juta jiwa meliputi 240 juta Muslim, 150 juta umat Buddha, 120 juta orang Kristen, serta jutaan umat Hindu, Konghucu, dan juga Komunis. Indonesia adalah negara yang terpadat penghuninya dengan 250 juta jiwa, sementara Brunei hanya 450.000 jiwa. Bila melihat jumlah penduduk, ASEAN berada di peringkat tiga dunia setelah Cina dengan 1,379 miliar jiwa dan India yang berjumlah 1,324 miliar jiwa.

Total Gross Domestic Product (GDP) seluruh ekonomi negara anggota ASEAN adalah US$ 2,7 triliun dan berada di peringkat tujuh dunia. ASEAN diprediksi bakal menjadi kekuatan ekonomi keempat dunia pada 2050, di mana GDP-nya mencapai US$ 8,1 triliun setelah Tiongkok di peringkat pertama, India, dan Uni Eropa. Saat ini pendapatan per kapita tertinggi adalah Singapura sebesar US$ 52,960 per tahun, sementara Laos US$ 2,353 per tahun.

Sekali lagi ASEAN telah menunjukkan ketangguhannya yang mengesankan dalam menghadapi berbagai hantaman krisis dengan unik. Terutama berakar pada budaya musyawarah dan mufakat (konsultasi dan konsensus) yang ditanamkan oleh Indonesia. Bandingkan dengan Dewan Kerjasama Teluk atau Asosiasi Kerjasama Regional Asia Selatan dan Uni Afrika.

Memang, ASEAN belum mampu mensejahterakan penduduknya. Namun ASEAN terus melangkah maju dengan modal stabilitas yang tampaknya sangat mahal dewasa ini. Terbukti dengan gabungan PDB telah tumbuh dari US$ 95 miliar pada tahun 1970 menjadi $ 2,5 triliun pada tahun 2014. Dan ini menjadi platform yang menarik bagi keterlibatan geopolitik di kawasan Asia Tenggara.

Lebih lanjut, Airlangga mengungkapkan, pada HUT ASEAN ke-50 ini, semoga negara-negara di kawasan Asia Tenggara semakin mampu bersaing dan mampu menghadapi segala tantangan perubahan dunia. "Lebih dari itu, hubungan antar negara yang tergabung dalam ASEAN juga harus semakin kuat dan erat. Selamat ulang tahun ASEAN yang ke-50," pungkasnya.