Dorong Ekspor, Pemerintah Manfaatkan Skema Imbal Dagang RI-Afsel

Oleh : Ridwan | Minggu, 23 Juli 2017 - 09:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah Indonesia dan Afrika Selatan tengah bertemu guna membahas kerja sama perdagangan antar kedua negara. Untuk memperlancar realisasi ekspor, pemerintah lewat Kementerian Perdagangan akan memanfaatkan skema imbal dagang (counter trade) bagi produk yang pengelolaannya masih melibatkan peran antar pemerintah, misalnya, produk energi (minyak dan gas) dari Afrika yang dapat dibarter dengan produk alutsista, transportasi dan kelapa sawit Indonesia.

"Selain perpajakan PTA, pemerintah juga membantu dari segi goverment to goverment lewat skema imbal dagang, serta melalui perwakilan di luar negeri, baik ITPC maupun Atdag," ungkap Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita beberapa waktu lalu.

Peneliti Institute of Development Economics and Finance, Eko Listiyanto menilai, bahwa konsep yang akan dilakukan tersebut bisa menguntungkan kedua pihak. Menurutnya, membuka pasar lewat Afrika Selatan adalah langkah yang tepat, karena Afrika Selatan adalah negara paling maju di Afrika.

"Konsepnya sih pasti bagus itu ya, karena kan bisa menguntungkan kedua pihak kan harapannya. kalau di Afrika ya memang yang paling maju itu Afrika Selata," Ujar Eko kepada Wartawan di Jakarta (22/7/2017).

Peneliti lulusan Universitas Indonesia ini mengatakan, hal yang tidak boleh luput dari perhatian pemerintah yakni, bagaimana pengejawantahannya nanti dapat terlaksana sesuai dengan harapan, baik dari segi dagangnya, maupun segi investasinya.

"Yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara mengimplementasikannya itu. Ketika kita menyodorkan model skema imbal dagang yang istilahnya fair trade, nanti bagaimana menindak lanjutinya dibawah, baik sifatnya dagang, maupun investasi, karena dua itu pasti terkait antara hubungan dagang dan hubungan investasi," jelas Eko.

Menurut Eko, jumlah investasi yang diberikan kepada suatu negara akan berbanding lurus dengan volume perdagangan yang dihasilkan. Bukan tidak mungkin nanti ada penerbangan yang langsung menuju ke Afsel akibat dari multiplier effectnya.

"Misalkan, investasi ke Afrika Selatan semakin besar, biasanya juga nanti akan diikuti oleh volume perdagangan yang semakin besar juga. Dari situlah kemudian bisa menimbulkan aktivitas ekonomi sekunder, misalkan penerbangan kesana jadi ada, kaya gitu multiplier effectnya," pungkas Eko.