Ultah Anak Cewek ke 17 Membuat Artis Ratna Listy Deg-Degan

Oleh : Herry Barus | Minggu, 13 November 2022 - 14:14 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta-Memiliki anak perempuan yang sudah remaja dan menginjak usia 17 tahun buat seorang ibu was-was. Apalagi di era milenium dan medsos arus informasi baik yang positif maupun negatif mudah di akses tanpa adanya saringan.

"Seperti ibu-ibu pada umumnya yang memiliki anak remaja dan berusia 17 tahun, pasti deg-degan pun dengan aku. Wong baru merayakan ulang tahun 17 aja, yang merayakan siapa, yang deg-degan aku," ujar Ratna Listy saat memberikan sekapur sirih ulang tahun putri tercinta Keisha Almanova yang merayakan ulang tahun ke 17 di salah satu restoran di kawasan Cileungsi Bogor Sabtu (12/11/2022)

Penyanyi asal Madiun Jawa Timur ini mengatakan."Tapi aku sudah mengantisipasinya sejak jauh-jauh hari. Yaitu dengan membina kedekatan antara aku, Reiki kakak Keisha dan Keisha sendiri. " Ujar Ratna.

Ratna meyakini dengan menyayangi dan berkasih sayang akan membuat anak kita merasa nyaman bersama kita jadi tidak perlu cari tempat nyaman di luar yang kemungkinan justru tidak aman bagi anak. Banyak contoh kasus anak yg mengalami masalah pergaulan karena kurangnya kasih sayang dalam keluarga.

Menurut Penyanyi yang awet cantik ini, banyak orang tua yang salah dalam mendidik anak, terlalu protektif dan mengekang yang pada akhirnya anak tidak nyamanm

"Tidak memberi kebebasan tapi juga tidak mengekang. Aku menerapkan hubungan dengan anak sebagai teman. Kita harus punya waktu mendengarkan curhat anak, sebaliknya jangan segan curhat dan minta pendapat mereka saat kita ada masalah. Agar mereka merasa berharga dan dibutuhkan." Paparnya.

Karenanya, komunikasi yang intensif juga perlu. Tapi tentunya dengan bahasa yang berkasih sayang." Misalnya Keisha telat pulang dari sekolah. Aku lebih memilih bahasa "De Echa dimana? Mommy kangen", daripada bahasa "De Echa dimana, sudah jam segini kok belum sampai rumah," kata Ratna panjang lebar.

Dengan begitu, pasti respon anak berbeda meski tujuannya sama, ingin anak cepat pulang. Nah, dengan bahasa yang berkasih sayang seperti itu anak-anak akan merasa tidak nyaman jika saat jauh dari orang tua melakukan hal hal yang tidak baik.  Dengan sendirinya pengawasan melekat (waskat) akan berlaku," pungkas Ratna Listy