Legislator Ini Dukung Hilirisasi Kelapa Sawit

Oleh : Wiyanto | Selasa, 18 Oktober 2022 - 10:27 WIB

INDUSTRY.co.id-Jakarta-Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Ini menjadi kebanggaan sehingga harus ada perhatian lebih mendalam tentang kebijakan dan pengelolaan hingga hilirisasi karena sejauh ini belum terlalu banyak investasi pada sektor hilir kelapa sawit.

Dengan demikian, menjadi penting kegiatan sosialisasi yang lebih masif dalam rangka menyebarluaskan dan mengajak masyarakat agar mengetahui bagaimana meningkatkan kualitas dan produktivitas, terutama untuk memaksimalkan industri hilir produk kelapa sawit nasional.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKB Anggia Erma Rini, MKM pada webinar dalam rangka Sosialisasi Sawit Baik Indonesia 2022 yang disiarkan dari Studio AHA, Jakarta pada Jumat, 14 Oktober 2022.

Webinar tersebut merupakan hasil kerja sama antara Komisi IV DPR RI dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) serta Jaringan Indonesia Muda (JIM) selaku penyelenggara.

Dengan tema Hilirisasi Kelapa Sawit dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat, webinar menghadirkan narasumber antara lain Pemimpin Usaha dan Dewan Redaksi Media Perkebunan Hendra J. Purba dan Anggota Dewan Pakar Himpunan Kerukanan Tani Indonesia (HKTI) Sumatera Barat DR. Silfia, SP, MSi dan Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (ASPEKPIR) Setiyono.

Anggia menjelaskan banyak problem yang masih dihadapi di sektor hilirisasi yang justru menjadi tantangan yang harus dijawab seperti keterbatasan infrastruktur dan sumber pendanaan. Juga masih ada konflik lahan yang menjadi masalah di tingkat petani. "Ini semua menjadi tantangan yang harus dijawab agar proses hilirisasi bisa berjalan. Cari strategi bagaimana proses hilirisasi dapat terus berjalan sehingga produk kelapa sawit dapat terus berkembang," katanya.

Dia juga mendorong agar petani kelapa sawit rakyat dapat meningkatkan kualitas kehidupannya supaya mereka lebih sejahtera melalui komoditas kelapa sawit. Dengan keadaan petani yang semakin sejahtera, maka akan meningkatkan konstribusi mereka kepada perekonomian Indonesia.

Setiyono, Ketua Umum Aspekpir menjelaskan profil industri kelapa sawit Indonesia yang memiliki luas areal mencapai 16,38 juta Ha dengan kemampuan produksi mencapai 48 juta ton per tahun sehingga tercatat sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia.

Total nilai ekspor kelapa sawit mencapai Rp451,8 triliun dan merupakan eksportir terbesar di dunia. Menyerap 4,2 juta tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung. "Juga menggantikan pengunaan bahan bakar fosil hingga 8,4 juta KL melalui program mandatori B-30 tahun 2020 yang menghemat devisa negara," katanya.

Di sisi lain, DR. Silfia, SP, MSi mengatakan potensi dalam industri hilirisasi kelapa sawit mulai dari sektor industri berskala besar hingga ke sektor UMKM sangat strategis. Akan tetapi, UMKM memiliki keterbatasan sumberdaya sehingga memerlukan peran kewirausahaan komunitas untuk melahirkan daya saing dan berkontribusi pada perekonomian nasional.

Kewirausahaan komunitas yang dimaksud adalah sinergi kewirausahaan sosial dan komunitas (sekelompok masyarakat), melakukan perubahan situasi ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan; menjadi pelaku-pelaku usaha yang secara kolektif mengeksploitasi keunggulan lokal, membangun daya saing, mempromosikan kesejahteraan lokal.

Sementara itu, Pemimpin Usaha dan Dewan Redaksi Media Perkebunan Hendra J. Purba menyoroti generasi muda di perkotaan rata-rata punya persepsi yang tidak bagus soal sawit, padahal banyak hal dari sawit yang sangat menarik untuk dieksplore.

Untuk menunjukkan betapa efisiennya kelapa sawit, ajak mereka masuk ke dunia yang sangat dikenal yaitu supermarket/hypermarket. Disitu ada margarin dari kelapa sawit, ada juga impor yang berasal dari canola.Dengan berat yang sama, margarin sawit hanya Rp10.000, sedangkan margarin canola Rp90.000. "Itu menunjukkan sawit sangat efisien dalam menghasilkan minyak sehingga harga murah dan dinikmati semua kalangan," katanya.