Ikuti Pameran Alimentaria 2022 Spanyol, 18 Industri Mamin RI Cetak Transaksi USD9 Juta

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 16 April 2022 - 12:55 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Produk industri makanan dan minuman Indonesia mencatat potensi transaksi lebih dari USD 9 juta atau sekitar Rp129 miliar pada Pameran Alimentaria 2022 yang dilaksanakan pada 4–7 April 2022 di Fira Barcelona Gran Via, Barcelona, Spanyol.Produk-produk yang paling diminati antara lain teh, virgin coconut oil, dan gula kelapa.

Partisipasi Indonesia di pameran dagang internasional terbesar di Spanyol untuk produk makanan dan minuman tersebut difasilitasi Kementerian PerdaganganRImelalui AtasePerdagangan KBRI Madrid dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Barcelona.

“Produk makanan dan minuman Indonesia berhasil menarik minat pengunjung pameran Alimentaria 2022 dengan potensi transaksi sebesar USD 9 juta. Produk dengan permintaan tertinggi yaitu teh, virgin coconut oil, dan gula kelapa,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi pada kesempatan terpisah.

Paviliun Indonesia berada di kawasan Paviliun Internasional dan menempati lahan seluas 99 meter persegi. 

Paviliun Indonesia dibuka secara resmi oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Spanyol Muhammad Najib, didampingi Atase Perdagangan Madrid Novita Sari, Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Madrid Bayu Hari Saktiawan,Kepala ITPC Barcelona Freddy Josep Pelawi, dan Wakil Kepala ITPC Barcelona Ratih Supriyati.

Paviliun Indonesia membawa produk rempah-rempah berindikasi geografis hasil kurasi bersama Ditjen Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Arise+ Indonesia, dan Goorita. 

Ada 18 Perusahaan industri Indonesia yang turut serta, yaitu Mayora Group, Orang Tua Group, PT. Maesindo Indonesia (pengemasan makanan), PT. Indo Ekspor Nusantara (vanili dan rempah-rempah), PT. Mandiri Sejahtera Alami (virgin coconut oil), PT. Siger Jaya Abadi (makanan kaleng), PT. Hugo Inovasi (gula kelapa), PT Sari Mas Permai (minyak kelapa), PT. Niramas Permai (Inaco), PT. Duta Serpack Inti (Teh 2Tang), PT. Yang Karya Abadi (permen jahe), Unit Industri Hilir TehPT. Perkebunan Nusantara VIII (Teh Walini), CV. Plato Geosains (Herbaliver), Kalbe International (air kelapa kemasan), Gandum Mas Kencana (cokelat Chollata), PT. Nusa Agro Indonesia (gula kelapa), CV. Singga Mas Nusantara (biji kopi bali), dan Indofood Sukses Makmur.

Dubes Muhammad Najib berharap, pada Alimentaria 2024 mendatang akan semakin banyak pelaku usaha Indonesia yang ikut serta dan semakin beragam produk-produk makanan dan minuman potensial Indonesia yang ditampilkan di Paviliun Indonesia. 

“Melalui Alimentaria 2024 mendatang, Indonesia dapat terus mempromosikan produk-produk makanan dan minuman unggulan sehingga dapat terus menjaga momentum ekspor ke Spanyol,” imbuhnya.

Sebagai informasi, Atase Perdagangan Madrid dan ITPC Barcelona mendorong ikut sertanya rempah-rempah asal Indonesia yang telah terdaftar sebagai indikasi geografis. 

Hal tersebut dilakukan untuk mendukung program Spice Up the World, dengan memperkenalkan bumbu dan rempah khas Indonesia, yang telah dicanangkan Pemerintah Indonesia.

“Sudah saatnya produk Indonesia berindikasi geografis dipromosikan dengan lebih gencarkarena akan memberikan keuntungan nyata bagi petani, menciptakankompetisi yang adil, melindungi hak kekayaan intelektualyang ada, serta meningkatkan kesadaran bagi konsumen di Uni Eropa terhadap nilai produk Indonesia yang berindikasi geografis. Hingga saat ini, baru Kopi Arabika Gayo yang telah terdaftar sebagai produk dengan indikasi geografisdi wilayah Uni Eropadan garam bali amedsebagai produk dengan rantai pasok (supply chain)yang identik dengan origin,”kata Didi Sumedi.

Pada pameran tersebut, Paviliun Indonesia juga menampilkan koki selebritas Indonesia yaitu Bara Patiradjawane.

Ia menunjukkan keahliannya memasak makanan khas Indonesia dan makanan khas Eropa menggunakan bumbu dan rempah-rempah Indonesia berindikasi geografis.Para pengunjung pun dapat mencicipi hasil masakannya.

Atase Perdagangan Madrid Novita Sari menyampaikan, Pemerintah Indonesia terus berupaya memperkuat momentum ekspor makanan, minuman, dan produk Indonesia berindikasi geografis. 

Salah satu yang tengah dilakukan yaitu dengan menegosiasikan proteksi di wilayah Uni Eropa untuk produk Indonesia dengan indikasi geografis dalam kerangka Perjanjian Kemitraan Ekonomi KomprehensifIndonesia–Uni Eropa (IEU–CEPA).

“Hingga saat ini, Indonesia telah mendaftarkan 47 jenis produk berindikasi geografis, diantaranya adalah kopi arabika kintamani, lada putih muntok, susu kuda sumbawa, beras adan krayan, kopi arabika flores bajawa, madu sumbawa, beras pandanwangi cianjur, dan carica dieng. Semua produk tersebut telah dinotifikasi oleh Uni Eropa dan saat ini sedang melalui tahapan konsultasi publik oleh negara anggota Uni Eropa,”ungkap Novita.

Pameran Alimentaria diselenggarakan dua tahun sekali. Penyelenggaraannya di tahun 2020sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.

Tahun ini, Alimentaria diselenggarakan lewat kolaborasi dengan HostelCO untuk menjangkau target pengunjung yang lebih besar dan menjadikan pameran ini sebagai platform internasional terbesar untuk industri makanan, gastronomi dan peralatan hoteldi Spanyol.

Alimentaria 2022 menandai titik balik pemulihan industri makanan dan minuman Spanyol pascapandemi dengan partisipasi lebih dari 3.000 perusahaan dari 52 negara. 

Dengan biaya masuk sebesar EUR 70 per hari, tercatat lebih dari 100.000 orang mengunjungi pameran tersebut dan 23persendi antaranya adalahpengunjung internasional dari 149 negara.

Selama pameran, Paviliun Indonesia menarik lebih dari 1.000 pengunjung.

“Hal ini mengindikasikan bahwa pameran Alimentaria ini dihadiri oleh pelaku bisnis di bidang gastronomi yang serius,”kata Novita.

Pameran Alimentaria 2022 dibuka secara langsung oleh Raja Spanyol, Raja Felipe VI yang juga mengunjungi Pavilun Indonesia.

Pameran Alimentaria 2022 ini merupakan kali ke-6 Indonesia turut berpartisipasi sejak tahun 2010.

Data Kemendag menunjukkan, pada 2021 ekspor nonmigas Indonesia ke Spanyol mencapai USD 2,35 miliar. 

Ada peningkatan sebesar 34,07 persen dibanding 2020 yang senilai USD 1,52 miliar. 

Sementara itu, pada 2021 impornonmigasIndonesia dari Spanyol adalah sebesar USD 682juta.