Dampak Melejitnya Harga Komoditas terhadap Kinerja ZINC

Oleh : Herry Barus | Senin, 21 Maret 2022 - 11:49 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta,– PT Kapuas Prima Coal Tbk (“ZINC”), emiten produsen base metal di Indonesia, menangkap peluang positif dari peningkatan harga komoditas yang terus melonjak sejak satu tahun terakhir. Perseroan melihat dengan harga komoditas saat ini, serta adanya peningkatan permintaan untuk komoditas bijih besi, serta logam dasar terutama untuk konsentrat timbal dan seng dari berbagai negara, akan turut mendorong kinerja ZINC hingga akhir tahun yang ditargetkan mencapai sekitar Rp1,2 triliun.

Direktur ZINC, Evelyne Kioe Senin (21/3/2022) mengatakan, “Pada akhir tahun 2021, kami sudah memproyeksikan di tahun ini kinerja ZINC akan meningkat, dan kini akibat dari konflik di Eropa telah mengakibatkan sejumlah harga komoditas meningkat termasuk yang kami tambang. Hal ini memang dapat memberikan potensi kenaikan, namun kami akan tetap fokus untuk menjalankan Good Mining Practice untuk mempertahankan kinerja serta mengejar penyelesaian pambangunan smelter kami, dan tentunya kami juga terus menjalankan program-program keberlanjutan untuk CSR ZINC.”

Salah satu komoditas ZINC yang ditargetkan dapat memberikan peningkatan kontribusi penjualan di tahun ini yaitu dari bijih besi. Dengan harga bijih besi yang saat ini berada di kisaran US$ 145-155 per ton (kadar Fe 62%). Pada tahun ini, ZINC menargetkan dapat menjual bijih besi sekitar 180.000 ton, dengan target kontribusi pendapatan dari bijih besi dapat mencapai 18-20 juta USD, atau meningkat sekitar 45% dibandingkan kontribusi di tahun sebelumnya. Diketahui, ZINC memiliki cadangan mineral bijih besi mencapai 23 juta ton yang belum dieksploitasi. Dengan adanya kenaikan harga dan permintaan yang stabil, Perseroan akan menggencarkan penambangan bijih besi dalam skala besar untuk target penjualan ke pasar domestik.

Selain bijih besi, pada tahun ini ZINC juga akan menggencarkan produksi dan penjualan untuk konsentrat timbal (Pb) dan seng (Zn). Dengan total area eksplorasi ZINC yang mencapai sekitar 1.600 Ha dari total luas area pertambangan Perusahaan sebesar 5.569 Ha, ZINC akan terus meningkatkan kapasitas produksi dengan target mencapai sebesar 550.000 – 642.000 ton ore. Dari pantauan ZINC, harga komoditas timbal (Pb) dan Perak saat ini cenderung stabil jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara untuk komoditas seng (Zn) telah mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan. Apabila harga komoditas dapat bertahan di kisaran USD

3.500/ton, maka dapat memberikan kontribusi berupa tambahan terhadap laba. Namun apabila harga komoditas terus bergerak fluktuatif, dapat memberikan pengaruh terhadap biaya produksi Perseroan.

Disamping itu, ZINC optimis di tahun 2022 dapat mencatatkan kinerja yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Hal ini juga didukung oleh potensi peningkatan pendapatan dari smelter timbal ZINC yang sudah mulai beroperasi di tahun ini. Di mana, smelter timbal milik Perseroan merupakan smelter timbal pertama dan satu-satunya yang ada di Indonesia saat ini.

“Diharapkan kondisi ekonomi maupun politik global kembali pulih dan kondusif, dan tidak berkepanjangan. Sehingga kegiatan usaha baik di dalam negeri maupun global bisa kembali berjalan dengan baik, seiring dengan kondisi pandemi yang semakin terkendali. Dengan demikian, kinerja industri akan kembali bangkit dan tentunya kami juga berharap kinerja ZINC dapat semakin membaik ke depannya,” tutup Evelyn.