Kemenperin Gandeng Kementan Tingkatkan Penyediaan Bahan Baku Kapas

Oleh : Ridwan | Selasa, 13 Juni 2017 - 11:18 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Perindustrian melalui Dirjen IKM dan Dirjen Perkebunan, Kementerian Pertanian telah menandatangani nota kesepahaman program pengembangan industri kecil dan menengah (IKM) tenun melalui penyediaan bahan baku serat kapas di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin, Gati Wibawaningsih mengatakan, saat ini industri tenun berperan sebagai salah satu oenggerak perekonomian regional dan nasional yang memberikan kontribusi terhadap devisa negara dan menyerap tenaga kerja.

"Saat ini ada sekitar 269 sentra tenun yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia termasuk di Provinsi Nusa tenggara Timur(NTT). Hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi NTT adalah penghasil tenun dengan 115 sentra IKM dan 3.506 perajin yang memiliki ciri khas masing-masing daerah," ungkap Gati Wibawaningsih seusai acara penandatanganan nota kesepahaman dengan Dirjen Perkebunan, kementan di kantor kemenperin, Jakarta (13/6/2017).

Sekedar informasi, sebagai langkah awal telah dilakukan penanaman kapas di lahan seluas 13 hektar oleh Dirjen Perkebunan, Kementan di kecamatan Mollo Barat dan sebelumnya pada bulan Mei lalau telah dibuat demplot oleh Balai Penelitian dan Pengembangan kementerian Pertanian dilahan seluas 3 hektar di Kecamatan yang sama.

Gati menambahkan, Dirjen IKM selanjutnya akan memberikan bantuan pendampingan desain dan bantuan peralatan mesin gining dan mesin tenun kepada sentra tenun di Kabupaten Timor Tengan Selatan yang merupakan tindak lanjut dari program pendampingan di tahun 2016.

"Melalui pelaksanaan kerjasama ini akan dapat membantu memenuhi kebutuhan bahan baku kapas untuk perajin yang berada di sentra tenun Khususnya di Kabupaten Timor Tengah Selatan," ucapnya.

Dalam memperkuat produk tenun, Dirjen IKM Kemenperin akan melakukan serangkaian pembinaan bagi IKM melalui fasilitas penguatan sumber daya manusia dengan kegiatan bimbingan teknis dan pendampingan untuk penumbuhan wirausaha baru.

"Kedepan diharapkan produk tenun tidak hanya dipakai untuk adat saja tetapi juga fesyen, produk kerajinan dan home decor," tutup Gati.