SCG Mencatat Pendapatan Sebelum Audit Mencapai Rp245,21 Triliun di 2021

Oleh : Hariyanto | Kamis, 03 Februari 2022 - 13:57 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – SCG mengumumkan Hasil Operasi yang kuat di 2021 meskipun menghadapi tekanan inflasi, kenaikan biaya energi dan bahan baku, serta pandemi COVID-19.

Hal ini dilakukan dengan mendorong transformasi bisnis untuk mengatasi 3 megatren diantaranya adalah penerapan prinsip ESG dalam operasi bisnis, pemanfaatan transformasi digital dan pengembangan solusi baru.

Roongrote Rangsiyopash, Presiden dan CEO SCG, mengungkapkan, hasil Operasi Perusahaan sebelum audit pada 2021 mencatat Pendapatan dari Penjualan sebesar Rp245,21 triliun (USD 16,58 miliar), meningkat 33% y-o-y karena peningkatan kinerja semua bisnis, terutama harga dan volume penjualan produk kimia.

"Laba tahun 2021 tercatat Rp21,82 triliun (USD 1,47 miliar), meningkat 38% y-o-y, berkat kinerja Bisnis Kimia yang lebih baik," kata Roongrote yang dikutip INDUSTRY.co.id, Kamis (3/2/2022).

Pendapatan dari Penjualan pada Q4/2021 mencapai Rp62,03 triliun (USD 4,27 miliar), meningkat 8% q-o-q. Sementara Laba untuk periode tersebut tercatat Rp3,61 triliun (USD 249 juta). 

Selain itu, Pendapatan SCG dari operasi di luar Thailand, termasuk penjualan ekspor dari Thailand pada 2021, tercatat sebesar Rp110,40 triliun (USD 7,59 miliar) atau 46% dari total Pendapatan dari Penjualan, 44% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Untuk operasional SCG di ASEAN (kecuali Thailand), Pendapatan Penjualan pada Q4/2021 mencatat peningkatan 62% y-o-y, yaitu sebesar Rp17,68 miliar (USD1,24 miliar) dan 29% dari total Pendapatan Penjualan SCG. Angka ini termasuk penjualan dari kedua operasi lokal di setiap pasar ASEAN dan impor dari operasi Thailand.

Per 31 Desember 2021, total aset SCG adalah sebesar Rp366,91 triliun (USD 25,79 miliar), sedangkan total aset SCG di ASEAN (kecuali Thailand) adalah Rp166,38 triliun (USD 11,70 miliar) atau 45% dari total aset konsolidasi SCG.

Khusus untuk Indonesia, total aset SCG di Indonesia pada Q4/2021 adalah Rp51,28 triliun (USD 3,60 miliar), meningkat 27% y-o-y terutama dari Bisnis Packaging (Kemasan) dan Kimia.

Pendapatan dari Penjualan Q4/2021 sebesar Rp6,18 triliun (USD 434 juta), meningkat 60% y-o-y terutama dari Bisnis Packaging (FajarPaper dan Intan Group), Cement Building Materials (Kokoh), dan penjualan ekspor dari Thailand.

Untuk tahun 2021, SCG di Indonesia melaporkan Pendapatan dari Penjualan sebesar Rp22,49 triliun (USD Rp1,52 miliar), meningkat 59% y-o-y terutama dari Bisnis Packaging (FajarPaper) dan merger serta kemitraan baru (Intan Group).

"Selama tahun 2021, ekonomi di seluruh dunia telah dipengaruhi oleh kenaikan biaya energi dan bahan baku, inflasi, dan COVID-19, tetapi SCG terus mempercepat transformasi bisnis," kata Roongrote.

Menurutnya, para pelaku usaha harus bersiap menghadapi kenaikan harga energi dan bahan baku akibat inflasi. Ketika daya beli mulai pulih, kekuatan pasar menaikkan harga barang dan jasa.

Oleh karena itu, lanjutnya, strategi bisnis di setiap industri harus dioptimalkan dengan tepat, memiliki disiplin keuangan untuk menghadapi kenaikan suku bunga, serta menciptakan inovasi untuk memenuhi permintaan pelanggan yang terus berubah melalui adopsi bisnis teknologi digital.

"SCG telah menyusun strategi bisnis untuk mengatasi inflasi dan membangun pertumbuhan jangka panjang di setiap bisnisnya sejalan dengan tiga megatren," tutup Roongrote.