Penjualan Bijih Besi Melesat, ZINC Bukukan Penjualan Sebesar Rp612,6 Miliar di Kuartal III-2021

Oleh : Hariyanto | Kamis, 04 November 2021 - 19:43 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC), emiten produsen base metal di Indonesia, menangkap peluang dari kenaikan harga komoditas serta pemulihan ekonomi global. Hingga September 2021, ZINC mencatatkan penjualan sebesar Rp612,6 Miliar atau meningkat 61,0% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020.

Sementara laba bersih ZINC juga melonjak 148,0% mencapai sebesar Rp65,4 Miliar dari Rp26,4 Miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pencapaian ini didorong oleh penjualan bijih besi ZINC yang meningkat sangat signifikan pada Kuartal III-2021 mencapai 676,3% atau sebesar Rp57,5 Miliar, serta pada tahun ini ZINC juga mendapatkan tambahan penjualan dari konsentrat besi sebesar Rp100,1 Miliar.

“Pencapaian kinerja yang positif di kuartal ketiga ini tidak lepas dari tren peningkatan harga komoditas yang masih berlanjut serta didukung oleh upaya kami dalam meningkatkan kapasitas produksi," kata Direktur ZINC, Evelyne Kioe dalqm keteranganya yang dikutip INDUSTRY.co.id,  Kamis (4/11/2021).

"Hingga September 2021 ini, total produksi ZINC sudah mencapai sekitar 350.000 ton, dan kami berharap hingga akhir tahun dapat mencapai target produksi kami yaitu sebesar 564.000 ton," imbuhnya.

Penjualan ZINC hingga Kuartal III-2021 didominasi oleh penjualan konsentrat seng yang tercatat mencapai Rp260,4 Miliar atau berkontribusi sebesar 42,5% terhadap total penjualan ZINC.

Kemudian diikuti oleh penjualan konsentrat besi sebesar Rp100,1 Miliar, perak sebesar Rp98,6 Miliar, konsentrat timbal sebesar Rp95,9 Miliar, serta penjualan bijih besi sebesar Rp57,5 Miliar.

Perseroan berfokus untuk memaksimalkan penjualan hingga Desember 2021, melihat harga komoditas Zinc (Zn) saat ini di kisaran USD3.200/ton, Timbal (Pb) di kisaran USD2.300/ton dan harga Perak (Ag) di kisaran USD23/ozt akan mendorong kinerja yang positif bagi Perseroan.

Sementara itu, seiring dengan pertumbuhan kinerja, ZINC juga terus meningkatkan cadangan dan sumber daya untuk diproduksi. ZINC melakukan perluasan area eksplorasi hingga 25% dari total luas area pertambangan Perusahaan sebesar 5.569 Ha yang terbagi atas dua Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Dimana menurut Evelyne, selama ini ZINC baru melakukan eksplorasi di area seluas 390 hektar atau kurang lebih 8% dari total area konsesi. Kemudian pada tahun 2020 Perseroan memperoleh izin tambahan sekitar 1.169 hektar, sehingga saat ini total area eksplorasi ZINC mencapai hampir sekitar 1.600 hektar atau kurang lebih 25%.

“Proses eksplorasi ditujukan untuk menentukan titik-titik cadangan mineral berada. Apabila dalam proses eksplorasi tersebut masih ditemukan mineral timbal dan seng, maka kami akan terus meningkatkan kapasitas produksi yang juga didukung oleh peningkatan kapasitas smelter yang saat ini tengah dibangun. Hal ini sejalan dengan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, bahwa setiap penambahan produksi konsentrat harus dijual kepada smelter yang berada di dalam negeri,” tutup Evelyne.