AirAsia Indonesia Diperkirakan Bakal Backdoor Listing pada 2017

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 13 Desember 2016 - 16:38 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, AirAsia Indonesia diperkirakan bakal melakukan backdoor listing sebagai alternatif untuk melakukan penawaran umum perdana saham (PUPS) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2017. “Kami saat ini masih sedang mengkaji semua kemungkinan pilihan yang tersedia untuk menjadi emiten BEI,” ujar Dendy Kurniawan, Direktur Utama AirAsia Indonesia, Selasa (13/12).
 
Menurut sebuah sumber, perusahaan penerbangan ini sedang defisit saat ini dan pemerintah tidan memberikan izin rute baru. Sementara itu, suntikan dana yang berasal dari induk perusahaan belum membuat perusahaan ini mampu membukukan laba. Kondisi itu sangat sulit untuk menarik minat para investor untuk membeli saham-saham perusahaan ini jika melakukan PUPS.
 
Backdoor listing adalah upaya sebuah perusahaan swasta untuk memperoleh status perusahaan publik dengan cara mengakuisisi sebuah perusahaan publik yang sahamnya tercatat di BEI. Setelah backdoor listing dilaksanakan perusahaan swasta tersebut menyuntikkan modal baru ke dalam perusahaan publik tersebut melalui berbagai corporate action (tindakan korporasi) yang dilakukan.
 
Selain AirAsia Indonesia, perusahaan penerbangan domestik lainnya yang akan melaksanakan PUPS pada tahun depan adalah Sriwijaya Air. “PUPS Sriwijaya Air tampaknya akan berlangsung lancar dan menguntungkan karena kinerja perusahaan penerbangan tersebut hingga kini,” ujar Iwanho, Wakil Direktur Utama RHB Securities, yang menangani proses PUPS Sriwijaya Air.
 
Sebelumya, Lion Mentari Airlines juga telah berupaya untuk melaksanakan PUPS pada 2014 lalu, tetapi pendiri perusahaan tersebut, Rusdi Kirana, mengatakan bahwa dirinya tidak mengejar pelaksanaan PUPS tersebut karena perusahaan masih memiliki cukup dana untuk membiayai operasional dan ekspansi usaha. Karena itu, hingga kini, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merupakan satu-satunya perusahaan penerbangan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI serta memperoleh status sebagai perusahaan publik di Indonesia. (abr)