Pentingnya Etika Digital dibutuhkan untuk Hindari Isu SARA dan Cyberbullying

Oleh : Chodijah Febriyani | Senin, 25 Oktober 2021 - 14:25 WIB

INDUSTRY.co.id - Fakta pengguna internet di Indonesia, dari total penduduk yang mencapai 275 juta orang kini sudah ada 202,6 juta yang menggunakan internet. Namun sayangnya, tingkat kesopanan masyarakat Indonesia disebut paling rendah se-Asia Tenggara dan terendah ke-4 di dunia menurut survei yang dirilis Microsoft awal tahun 2021.

"Rata-rata orang sudah bisa mengoperasikan penggunaan smartphone, tapi melihat fakta tersebut tetap harus belajar mengenai etika di ruang digital," kata Monica Eveline, Digital Strategist Diana Bakery saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Setidaknya ada etika di ruang digital yang harus dimiliki pengguna, seperti menghindari isu SARA dan cyberbullying. Selain itu setiap orang harus membiasakan diri berkomunikasi yang sopan dan baik seperti halnya di kehidupan nyata, misalnya dalam komunikasi di What’sApp, DM dan menuliskan opini di kolom komentar. 

Lebih lanjut dia mengatakan, etika lainnya yang tak kalah penting adalah tidak mengumbar hal-hal pribadi, sebab ada jejak digital yang tidak bisa dihapus ketika seseorang mengunggah sesuatu. Termasuk di dalamnya yaitu mengunggah foto tidak senonoh, karena hal tersebut bisa berbahaya dan bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri di kemudian hari.

"Di ruang digital setiap orang juga perlu mewaspadai berita hoax, misalnya berita mengenai vaksin dan Covid-19 yang belum tentu kebenarannya serta perlu dicek kembali sumber beritanya dari lembaga resmi atau bukan. Untuk mengecek hoaks setiap orang juga bisa melihat website kominfo dan website https://turnbackhoax.id," tuturnya.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Di webinar kali ini hadir pula narasumber lainnya yaitu Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Andry Hamida, Head of Creative Visual Brand Hello Monday Morning, Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychososial Actvist IBU Foundation, dan Andi S, seorang Medical Doctor & Health Educator. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.