Cara Aman Berinternet Agar Terhindar dari Kejahatan Siber

Oleh : Chodijah Febriyani | Minggu, 24 Oktober 2021 - 15:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Pengguna internet aktif di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta jiwa yakni 73,7 persen dari total populasi. Di antaranya sebanyak 170 juta telah aktif di media sosial, dengan rata-rata 3 jam 15 menit digunakan untuk media sosial. Berbagai aktivitas di online tersebut menjadi peluang untuk tindak kejahatan cyber. 

Menurut statistik yang dikutip dari kominfo, Indonesia pun berada di peringkat ke-2 dunia kasus kejahatan siber, sementara di posisi pertama ditempati Ukraina. Dapat dibayangkan bagaimana rawannya kejahatan siber yang memanfaatkan data pribadi dan jaringan komputer bisa memanfaatkan korbannya.

"Tiap tahun laporan mengenai kejahatan siber pun tinggi, kasusnya ada yang selesai dan masih berstatus dalam pelaporan penanganannya," sebut Tanzela Azizi, Instruktur Edukasi4ID saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Kejahatan siber pun ternyata berimbas pada sisi finansial, di pertengahan tahun 2020 saja dengan aduan 5.093 kasus, total kerugian yang dialami mencapai Rp17,69 miliar. Dari tindak kejahatan siber, terdapat 5 jenis konten negatif tertinggi selama tahun 2020 yaitu penipuan, pengancaman, pemerasan, penghinaan dan pencemaran. Sementara jenis platform terlapor yang tertinggi adalah Whats’App, Instagram, Facebook, dan SMS.

Melihat fakta tersebut masyarakat Indonesia tak cukup melek digital saja, warga digitalnya pun harus pintar membaca dunia digital. Sementara itu terdapat beberapa jenis kejahatan siber yang sering terjadi di internet. Seperti pelanggaran privacy, pelanggaran kekayaan intelektual, akses tanpa izin ke sistem dan layanan komputer, serta konten ilegal hingga sabotase dan pemerasan siber. 

"Untuk menghindari tindak kejahatan siber, perhatikan cara aman dalam bermedia sosial. Gunakan sumber terpercaya, pilih aplikasi dan laman yang aman, aktifkan verifikasi dua langkah, sembunyikan tanggal lahir, jangan pasang lokasi unggah, jangan unggah kartu identitas, hapus pertemanan dengan orang tidak dikenal, jangan unggah sesuatu yang berkaitan dengan anak kecil, dan jangan terlalu menunjukkan situasi pekerjaan," tukasnya.

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Depok, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Di webinar kali ini hadir juga narasumber lainnya seperti Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel dan Pariwisata IULI, Heni Nuryatun, Staff Pengajar SMPN 2 Depok, Atib Taufik, Ketua MGMP Kota Depok, dan Janna S. Joesoef, Creative Director Ghea Resort.  

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.