Soal Adopsi Teknologi Industri 4.0, Ketum Kadin Sebut Indonesia Kalah Jauh dari China dan Singapura

Oleh : Hariyanto | Jumat, 22 Oktober 2021 - 19:42 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Ketua Umum Kadin Indonesia, Arsjad Rasjid menyatakan bahwa hadirnya aplikasi PeduliLindungi menjadi bagian dari percepatan industri 4.0 di Indonesia.

"Aplikasi ini adalah bagian dari adopsi terhadap namanya revolusi industri tersebut dan adanya pandemi ini, ini mempercepat semuanya. Mempercepat automasi ataupun digitalisasi," kata Arsjad  Rasjid seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id pada Jumat (22/10/2021).

Ia mengatakan bahwa adopsi percepatan di Indonesia saat ini masih berada di tingkat paling rendah dibandingkan China, US, Singapore, dan Korea Selatan.

"Saat ini di Indonesia adopsinya masih paling rendah. Harapannya kalau kita bisa mengadaptasi terhadap yang namanya teknologi industri 4.0 ataupun digitalisasi yang sekarang ini di Indonesia masih hanya 21% yang di mana manufaktur yang kita gunakan, kalau kita bisa naikkan ke 50%, Indonesia itu akan berjaya," ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa aplikasi ini tidak boleh dianggap enteng. Dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi kita sudah melakukan adaptasi dengan teknologi, menerapkan digital literacy, membantu sektor ekonomi hingga membantu untuk jangan sampai terjadinya dampak krisis sosial.

Di sisi lain Chief Digital Technology Office Kemenkes, Setiadji mengatakan saat ini sudah ada sebanyak 9 juta masyarakat yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat sudah mulai aware dan beradaptasi dengan penggunaan aplikasi ini.

"Masyarakat menggunakan ini untuk akses berbagai macam. Mulai dari masuk ke mall kemudian menggunakan travel ya, bandara, kereta api dan sebagainya," ujarnya dalam siaran langsung Lawan Covid-19, Kamis (14/10/2021) lalu.

Secara total, pengguna yang sudah mendownload aplikasi Peduli Lindungi saat ini sudah mencapai 60 juta masyarakat serta lebih dari 70 juta masyarakat yang sudah menggunakan QR code pada aplikasi PeduliLindungi.

"Jadi meningkat cukup drastis semenjak Juli ya kita tentukan di awal, terus kemudian dibuka di mal kurang lebih pertengahan september. Ini yang awalnya di bawah 1 juta penggunanya sekarang meningkat cukup drastis 9 kali lipat, tentunya ini akan berimplikasi bukan hanya dari infrastruktur, terus kemudian dari pengamanan data dan lain sebagainya," tuturnya.

Meski demikian Setiadji mengatakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi dilakukan secara bertahap dan belum secara merata diberlakukan di Indonesia. Namun, setidaknya ada kurang lebih hampir 30.000 titik yang sudah dipasang QR code di seluruh Jawa Bali serta sedikit diperluas di daerah Sumatera dan Kalimantan.

"Kita tidak langsung menjalankan ini di keseluruhan wilayah Indonesia, terutama ada berbagai pertimbangan tentunya," ujarnya.

"Tentunya kita mempertimbangkan berbagai hal mulai dari PPKM level, cakupan vaksinasi, kemudian juga tingkat penggunaan teknologi," katanya.