Airlangga: Bayangkan Selama 40 Tahun Lebih Negara Lain Nikmati Ribuan Triliun Hasil Tambang RI

Oleh : Candra Mata | Selasa, 12 Oktober 2021 - 17:38 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di hadapan Presiden Joko Widodo pada acara Ground Breaking pembangunan Smelter PT Freeport di KEK Gresik menyampaikan bahwa KEK Gresik ini memilki lahan luas total sebesar 2.167 Ha dengan target nilai investasi dalam 5 tahun pertama sebesar Rp71 triliun.

Dimana, kegiatan utama dari KEK Gresik meliputi Industri Metal (Smelter), Industri Elektronik, Industri Kimia, Industri Energi dan Logistik. 

PT Freeport Indonesia (PTFI) sendiri sebut Airlangga merupakan anchor tenant KEK Gresik dengan investasi pembangunan smelter mencapai Rp42 triliun dengan off takers ekspor maupun domestik. 

Kapasitas smelter yang dibangun ini nantinya mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya, dan ini merupakan kapasitas single line terbesar di dunia.

“Hal tersebut tentu saja nantinya akan memberikan kontribusi positif terhadap nilai ekspor lndonesia maupun substitusi impor,” ujar Airlangga dalam paparannya seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id pada Selasa (12/10/2021).

Selain itu menurutnya, dengan pembangunan smelter di dalam negeri, akan menciptakan lapangan kerja sejumlah 40.000 orang pada masa konstruksi hingga tahun 2024. 

Hal tersebut seiring dengan upaya Pemerintah yang terus mendorong pengembangan industri hilir tembaga agar memiliki nilai tambah bagi negara.

Untuk itu, Menko Airlangga-pun meminta Menteri Perindusterian untuk menciptakan hilirisasi industri turunannya.

“Dengan adanya hilirisasi, kita ingin agar proses itu sebisa mungkin memberikan dampak yakni meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja, dan kemandirian. Untuk itu mohon dukungan dari Bapak Menteri Perindustrian (Agus Gumiwang Kartasasmita-red), untuk segera menciptakan hilirisasi industri turunan dari smelter dan Precious Metals Refinery sehingga ada off taker industri dalam negeri,” ucap Menko Airlangga.

Selain itu, sebut Airlangga, fasilitas pengolahan yang ada nantinya dapat memproduksi 35 ton sampai 54 ton emas per tahun.

Dimana saat ini harga emas berada di sekitar US$ 1.700 per troy ounce.

"Kalau produksi emas 35 ton, nilainya US$ 1,8 miliar dolar. Jika produksinya 50 ton, itu sampai US$ 2,7 miliar," jelasnya.

Sebelum adanya pembangunan smelter Freeport Gresik ini, lanjut Airlangga, mayoritas hasil konsentrat tembaga dari PT Freeport Indonesia ini dinikmati oleh negara-negara lain, seperti Spanyol dan Jepang yang nilainya ditaksir mencapai ribuan triliun selama 40 tahun.

"Jadi bayangkan selama 40 tahun, yang US$ 2 miliar (sekitar Rp 29 triliun per tahun) itu rata-rata dinikmati negara lain, apakah 70% ke Spanyol, maupun ke Jepang," pungkasnya.

Adapun kewajiban hilirisasi nilai tambah tembaga sejatinya adalah amanah dari Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). 

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan tembaga yang sangat besar.

“Masuk dalam kategori 7 negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia. Ini yang banyak kita tidak tahu. Potensi yang sangat besar ini harus kita manfaatkan sebaik-baiknya, sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dengan menciptakan nilai tambah yang setinggi-tingginya bagi ekonomi kita," ujar Jokowi.

"Jadi jangan sampai kita memiliki tambang, kita memiliki konsentrat, tetapi smelter-nya, hilirisasinya ada di negara lain. Seperti tadi disampaikan Pak Menteri, ada di Spanyol, Jepang. Nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka,” ujar Presiden Joko Widodo.

Keberadaan PTFI sendiri diharapkan akan menjadi daya tarik bagi industri turunan tembaga dan industri lain untuk berinvestasi di KEK Gresik. 

Turut hadir dalam acara diantaranya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri BUMN Erick Tohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan manajemen dari PT Freeport dan KEK Gresik.