Menjadi Warga Digital yang Pancasialis dan Berbudaya

Oleh : Chodijah Febriyani | Kamis, 23 September 2021 - 19:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Warga digital ialah perpanjangan dari konsep yang selama ini sudah ada dan eksis di dunia nyata. Tambahan kata digital mengindikasikan setiap warga digital memerlukan keterampilan teknis untuk mengakses medium-medium penunjang komunikasi dan keterampilan berpikir kritis dan mengelola. 

Loina Lalolo Irina Perangin Angin pengurus Mafindo dan fasilitator Tular Nalar menjelaskan, elemen yang dibutuhkan warga digital ialah akses digital, perdagangan digital, komunikasi digital, literasi digital, etika digital, hukum digital, hak dan kewajiban digital, kesehatan dan kesejahteraan digital serta keamanan digital.

Akhirnya para warga digital juga memiliki sebuah budaya baru yaitu budaya digital. Bagaimana setiap individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan dan membangun wawasan kebangsaan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Jadi meskipun sudah berada di dalam dunia digital mereka tidak lepas dari Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila.

"Tujuannya jelas agar tetap berada dalam budaya yang selama ini ada di Indonesia. Bagaimana memiliki budaya sopan santun, tutur bahasa yang halus dan saling menghormati dalam menyikapi perbedaan," ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Loina menegaskan, untuk para warga digital memang ada cara yang berbeda untuk tetap menjadi seorang Pancasilais yakni mereka harus ditambah pola pikirnya menjadi lebih kritis. Sebab di dunia digital banyak informasi yang datang, banjir informasi ini diharapkan tidak mengurangi rasa kritis mereka. 

"Berusaha penasaran dengan sesuatu, apakah benar atau tidak bukan langsung menyebarluaskan," pungkasnya.

Sikap yang kedua adalah meminimalisir unfollow, unfriend dan block untuk menghindari ruang digital yang sama yang mereka rasakan. Sebab algoritma dari internet akan membaca apa yang sering like, apa yang sering kita komentari adalah yang akan terus hadir dalam timeline kita.

Jangan lupa untuk selalu gotong-royong dan berkolaborasi meskipun berada di ruang digital sama-sama melakukan kampanye literasi digital demi ruang digital yang lebih baik. Gotong royong dan kolaborasi ini pun sangat bisa dilakukan di ruang digital untuk membantu sesama seperti halnya di dunia nyata. Diharapkan budaya-budaya yang biasa dilakukan di dunia nyata sebagai masyarakat Indonesia yang welas asih yang mencintai perdamaian bisa dibawa ke ruang digital.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenkKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Aristyo Hadikusuma (Director of Otomasi Inovasi Indonesia), Gunawan Lamri (CEO PT. Kuliner Anak Indonesia), Andi Astrid Kaulika (Kreator Digital), dan Gabriela Citra sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.