Viral Pernyataan Terbaru Paus Soal Aborsi, Ekaristi, Pernikahan Sejenis

Oleh : kormen barus | Jumat, 17 September 2021 - 14:37 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Tulisan pernyataan Paus Soal Aborsi, Ekaristi, Pernikahan Sejenis viral di grup medsos. Tulisan ini melansir utuh dari christusmedium.com, edisi 16 September 2021. Dalam penerbangan kembali ke Roma, 15 September 2021, setelah kujungan pastoralnya di Hungaria dan Slovakia, Paus Fransiskus menjawab pertanyaan para wartawan tentang beberapa issu hangat dalam Gereja Katolik, yaitu tentang aborsi, polemik tentang sakramen Ekaristi bagi orang yang pro-choice di Amerika, dan tentang pernikahan pasangan sejenis.

Paus menegaskan bahwa Gereja Katolik teguh dalam pendiriannya terhadap aborsi karena “aborsi adalah pembunuhan,” dan mendesak para imam untuk bersikap lebih sebgai gembala daripada politis ketika dihadapkan dengan pertanyaan tentang siapa yang dapat menerima Komuni.

“Aborsi lebih dari sekadar isu. Aborsi adalah pembunuhan,” kata Paus Fransiskus. Paus berusia 84 tahun ini mengatakan: “Secara ilmiah ini adalah kehidupan manusia. Buku-buku pelajaran mengajarkan itu kepada kita. Tapi apakah benar kita menyelesaikan masalah berdasarkan pengetahuan itu? Dan inilah alasan mengapa Gereja sangat ketat dalam masalah ini karena membenarkan aborsi berarti membenarkan pembunuhan setiap hari,” katanya.

Dalam perjalanan pastoral pertama pasca-operasi ini, Paus berkali-kali mengatakan bahwa sebelum seorang ibu menyadari bahwa dia hamil, DNA dan organ anaknya telah terbentuk. “Ini adalah kehidupan manusia, titik. Kehidupan manusia ini harus dihormati. Prinsip ini sangat jelas,” katanya.

Paus mengatakan bahwa kepada mereka yang tidak dapat memahami hal ini, dia akan mengajukan dua pertanyaan: “Apakah benar, apakah adil, untuk membunuh kehidupan manusia demi memecahkan masalah? Secara ilmiah itu adalah kehidupan manusia. … Apakah benar menyewa pembunuh bayaran untuk memecahkan masalah?”

Soal politisi yang pro-aborsi. Menanggapi pertanyaan tentang perdebatan AS tentang penolakan Komuni kepada politisi yang mendukung aborsi, Paus mengatakan bahwa dalam sejarah Gereja ketika para uskup bertindak secara politis daripada sebagai gembala, ada masalah.
 “Apa yang harus dilakukan gembala? Jadilah seorang gembala, jangan seenaknya mengutuk… tapi jadilah seorang gembala. Tetapi soalnya apakah dia juga seorang gembala bagi orang-orang yang dikucilkan? Ya, dia adalah gembala dan … dia harus menjadi gembala dengan gaya Tuhan. Dan gaya Tuhan adalah kedekatan, kasih sayang, dan kelembutan,” kata paus.

“Bagi saya, saya tidak ingin berbicara khusus tentang […] Amerika Serikat karena saya tidak tahu detail masalahnya dengan baik. Saya memberikan prinsip … Jadilah seorang imam dan imam tahu apa yang harus dia lakukan setiap saat, sebagai penggembala. Tetapi jika dia keluar dari penggembalaan Gereja ini, dia segera menjadi politisi,” kata Fransiskus.

Soal Perceraian. Paus mengutip kontroversi tentang Komuni bagi umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi setelah penerbitan Seruan Apostolik-nya pada tahun 2016, Amoris Laetitia.

“Apakah Anda ingat badai kritik yang menyerang Seruan Apostolik Amoris Laetitia, khususnya bab tentang pasangan yang berpisah dan bercerai muncul: ‘Bidat, bidat!’ Syukurlah ada Kardinal Schönborn, seorang teolog besar yang mengklarifikasi banyak hal,” katanya.

“[…] hentikan pengucilan. Tolong jangan kita melakukan ekskomunikasi lagi. Orang miskin. Mereka adalah anak-anak Tuhan. Mereka berada di luar untuk sementara, tetapi mereka adalah anak-anak Allah dan mereka menginginkan, dan membutuhkan, kedekatan pastoral kita. Kemudian para gembala mengerjakan semuanya dengan Roh Allah.”

Orang ‘terkucil’ yang merindukan Ekaristi. Paus Fransiskus mengatakan bahwa dia tidak pernah secara pribadi menolak memberikan Ekaristi kepada siapa pun. Dia tidak menyadari pernah berada dalam situasi yang digambarkan oleh jurnalis yang mengajukan pertanyaan: bahwa seorang politisi pro-choice datang kepadanya untuk Komuni.

Paus juga menceritakan kisah saat dia secara tidak sengaja memberikan Komuni kepada seorang wanita Yahudi di sebuah panti jompo yang telah mendekati sakramen dalam ketidaktahuan.

Lalu Paus Fransiskus berkata: “Mereka yang tidak berada dalam komunitas tidak dapat menerima Komuni – seperti wanita Yahudi ini, tetapi Tuhan ingin menghadiahinya dan tanpa sepengetahuan saya – mengapa?”

“Karena mereka keluar dari komunitas, dikucilkan, mereka disebut ‘dikucilkan’. Ini adalah istilah yang kasar, tetapi apakah artinya adalah bahwa mereka tidak berada dalam komunitas, atau karena mereka tidak termasuk, atau dibaptis tetapi telah menyimpang dari beberapa hal.”

Pernikahan Sesama Jenis. Paus Fransiskus juga menjawab pertanyaan tentang resolusi di Parlemen Eropa yang mencari pengakuan pernikahan sesama jenis dan kemitraan terdaftar di semua negara anggota Uni Eropa.

Paus menggarisbawahi bahwa pernikahan adalah sakramen antara pria dan wanita, yang ditetapkan oleh Kristus, yang Gereja Katolik tidak memiliki kuasa untuk mengubahnya.

Dia mengingatkan bahwa memang ada undang-undang sipil yang berusaha membantu situasi pasangan “yang memiliki orientasi seksual yang berbeda”, tetapi yang pada saat yang sama tidak menentang ajaran Gereja tentang sakramen pernikahan, seperti memberikan pasangan sesama jenis jaminan warisan, atau jaminan kesehatan.

“Tapi pernikahan adalah pernikahan,” tegasnya. “Ini bukan berarti mengutuk orang yang seperti itu, tidak, tolong lah, mereka adalah saudara kita dan kita harus menemani mereka.”

Paus tahu bahwa hukum perdata seperti PACS Prancis – yang memungkinkan orang dewasa dari orientasi seksual apa pun untuk membentuk serikat sipil – ada, tetapi bukan pernikahan sakramental.

“Terkadang apa yang saya katakan membingungkan. Namun maksud saya satu: hormati semua orang,” katanya, menambahkan: “Tolong jangan membuat Gereja menyangkal kebenarannya.”

“Banyak, banyak orang dari orientasi homoseksual merindukan Sakramen Tobat, mereka mendekati untuk meminta nasihat imam, Gereja membantu mereka untuk bergerak maju dalam hidup mereka,” katanya. (christusmedium.com)