Dahsyat! Jokowi: 3-4 Tahun ke Depan RI Bakal Jadi Produsen Utama Produk Nikel Dunia

Oleh : Candra Mata | Rabu, 15 September 2021 - 16:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Presiden RI Jokowi Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa Indonesia harus segera keluar dari jebakan sebagai negara pengekspor bahan mentah. 

Hal tersebut disampaikan Presiden saat melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Pabrik Industri Baterai Kendaraan Listrik PT HKML Battery Indonesia, di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu, (15/09/2021) pagi. 

“Strategi bisnis besar negara adalah keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah. Melepaskan ketergantungan pada produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan, sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi,” ujarnya. 

Presiden Jokowi menambahkan, Indonesia harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas untuk masuk ke hilirisasi dan industrialisasi. 

Indonesia harus menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan inovasi teknologi.

“Pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri. Era kejayaan komoditas bahan mentah sudah berakhir dan kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas untuk masuk ke hilirisasi” ujarnya. 

Diungkapkan Jokowi, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia. 

Dangan potensi luar biasa tersebut dan didukung manajemen pengelolaan yang baik, Jokowi optimistis dalam 3-4 tahun ke depan Indonesia akan bisa menjadi produsen utama produk-produk barang jadi berbasis nikel, seperti baterai litium, baterai listrik, dan baterai kendaraan listrik dunia.

“Hilirisasi  industri nikel akan meningkatkan nilai tambah bijih nikel secara signifikan. Jika diolah menjadi sel baterai nilainya bisa meningkat enam sampai tujuh kali lipat. Dan, jika menjadi mobil listrik akan meningkat lebih besar lagi nilai tambahnya, yaitu sebelas kali lipat,” jelasnya. 

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga kembali menegaskan komitmen pemerintah untuk melakukan reformasi struktural untuk menciptakan iklim kemudahan berusaha di tanah air.

“Pemerintah juga akan terus menggulirkan reformasi struktural untuk memberikan kepastian hukum dan kemudahan perizinan kepada para pelaku usaha, para investor, untuk mengembangkan usahanya di negara kita, Indonesia. Pemerintah juga terbuka atas berbagai inisiatif kerja sama dengan negara-negara sahabat,” pungkasnya.