Jika Covid Berlalu, Inilah Hal Pertama yang Dilakukan Hotel Fitra International

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 02 September 2021 - 14:53 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Sepanjang pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama lebih dari 1,5 tahun terakhir ini, bisnis sektor pariwisata dan transportasi yang paling parah terpukul. Itu termasuk sektor perhotelan yang menyediakan akomodasi dan konsumsi untuk mendukung sektor pariwisata.

Jika kita berandai-andai, sektor apa yang paling pertama mengalami pemulihan bisnis jika pandemi tersebut berlalu? Banyak yang berpendapat sektor yang paling pertama mengalami pemulihan bisnis pasca pandemi ini adalah sektor pariwisata.

Alasannya, sudah lama sekali masyarakat pada umumnya tidak dapat berpergian secara bebas sehingga mereka menyelenggarakan kegiatannya hanya di rumah saja, mengandalkan sektor online untuk membantu menyelesaikan pekerjaan mereka, menyediakan makanan dan minuman mereka, bahkan menyediakan berbagai barang kebutuhan mereka selama pandemi.

Kendati ditemani berbagai gadget canggih untuk berkomunikasi dengan teman maupun relasi bisnis ataupun menyelesaikan berbagai tugas pekerjaan, berkegiatan di rumah merupakan suatu hal yang membosankan. Ketika awal pandemi melanda Indonesia, bekerja dari rumah (Working From Home/WFH) merupakan hal yang sangat disambut masyarakat.

Namun lama kelamaan, kegiatan WFH itu menjadi sesuatu yang membosankan bagi mereka. Karena itu, pembebasan kegiatan yang diizinkan pemerintah pasca Covid nantinya akan mendorong masyarakat untuk berbondong-bondong berdarmawisata untuk menghilangkan kepenatan karena sudah lama terkungkung di dalam rumah mereka.

Bersamaan dengan itu, ketika nanti pemerintah sudah mengizinkan masyarakat untuk kembali berkegiatan di era New Normal, maka sektor pariwisata diperkirakan bakal menjadi sektor pertama yang mengalami pertumbuhan bisnis yang dahsyat. Oleh karena itu, berbagai komponen yang menopang sektor pariwisata, seperti sektor transportasi dan sektor perhotelan, juga akan terkena dampak positif dari kondisi tersebut.

Salah satu perusahaan pengelola perhotelan yang akan terkena dampak positif tersebut nantinya adalah PT Hotel Fitra International Tbk (FITT). Hotel yang terletak di Malajengka, Jawa Barat, tersebut berlokasi dekat dengan Bandara Internasional Kertajati.

Menurut Joni Rizal, Direktur Utama FITT, hal yang akan dilakukan pertama kali oleh manajemen perseroan, jika pemerintah telah memberikan izin pengoperasian hotel 100% adalah mengoptimalkan kinerja marketing dengan melakukan berbagai promo dan  membuka peluang kerja sama penggunaan kamar hotel long stay dan convention hall, baik kepada instansi pemerintah maupun swasta.

“Kami pernah bekerja sama dalam hal pemakaian kamar long stay dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia, Lion Air, dan Citylink untuk penginapan crew mereka, apabila mendarat di Bandara Kertajati. Kami juga pernah melakukan kerja sama serupa dengan PT Shoetown (pabrik sepatu Nike) untuk tempat menginap para tenaga kerja asing mereka,” papar Joni secara tertulis seperti yang dikutip industry.co.id, Kamis (02/09/2021).

Joni mengemukakan, manajemen perseroan sebelumnya juga pernah bekerja sama long stay dengan salah satu perusahaan rokok, yaitu untuk tempat penginapan para karyawannya yang melakukan canvasing atau pendistribusian rokok mereka ke agen-agen di sekitar Majalengka.

“Untuk pengembangan bisnis convention hall, kami akan membuka kerjasama kembali dengan Event Organizer (EO), Wedding Organizer (WO), Government,Travel Wisata dan Travel Umroh untuk pelaksanaan manasik Umroh dan Naik Haji,” imbuh Joni.

Joni menuturkan, alasan dan tujuan melaksanakan strategi ini adalah agar perseroan dapat kembali merangkul para pelanggan sehingga tidak berpindah ke tempat lain. Di samping itu, upaya tersebut juga diharapkan dapat memperoleh pelanggan baru, mumpung hotel-hotel lain belum siap membuka kembali aktivitasnya.

Tentu saja, demikian Joni, tujuan akhir dari kegiatan tersebut adalah menopang kegiatan usaha serta kinerja keuangan perseroan yang kini masih merugi karena selama hampir dua tahun ini mengalami musibah pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pembatasan operasional hotel dan kegiatan masyarakat.

“Ke depan, jika kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan pandemi juga terkendali secara aman, maka kinerja usaha dan kinerja keuangan perseroan diperkirakan sudah dapat meraih keuntungan, sehingga perseroan nantinya juga dapat membagikan deviden bagi para pemegang saham,” pungkas Joni. (Abraham Sihombing)