Jadi Ikon Baru Kota Banjarmasin, Proyek Jembatan Sei Alalak Sudah Mencapai 92 Persen

Oleh : Hariyanto | Kamis, 29 Juli 2021 - 17:27 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Proyek Pembangunan Jembatan Sei Alalak yang berlokasi di ruas Jalan Brigjen Haji Hasan Basri, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan telah mencapai 92% jelang pekan pertama Agustus 2021.

Manajer Proyek Jembatan Sei Alalak, Sija’dul Jamal mengatakan bahwa pekerjaan erection main span telah selesai dilaksanakan dan kini, pihaknya tengah melakukan percepatan pekerjaan lantai segmen terakhir (segmen 7-8), pekerjaan minor di jalur frontage 3 & 4 dan jalan akses utama sisi Banjarmasin, serta menyiapkan final tunning cable stay & pemasangan pot bearing.

“Kami akan melaksanakan pekerjaan tersebut secara saksama dan prudent dengan tetap mengedepankan komitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam pelaksanaan proyek,” terang Jamal yang dikutip INDUSTRY.co.id, Kamis (29/7/2021).

Jembatan Sei Alalak dibangun untuk menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia 30 tahun dan menjadi jalur utama akses Kota Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Proyek pembangunannya dipercayakan kepada Konsorsium PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. – PT Pandji dengan nilai Rp278 miliar yang bersumber dari dana Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan skema pekerjaan tahun jamak (multi years)

Jembatan cable stayed melengkung pertama di Indonesia dengan metode longline matchcast tersebut didesain untuk dapat dilintasi kendaraan dengan tonase maksimal 10 ton dengan konstruksi tahan gempa, dan masa layan hingga 100 tahun.

Jembatan Sei Alalak merupakan jembatan dengan tipe cable stayed berbentuk melengkung pertama di tanah air. Struktur melengkung ini dipilih untuk memperkecil area pembebasan lahan dan memberikan safe space serta layak bagi RSUD dr Antasari Saleh yang letaknya berdekatan dengan trase jembatan.

Metode konstruksi yang digunakan adalah longline matchcast system, dimana sistem precast ini mampu mengefisienkan biaya dan mengoptimalkan kualitas terbaik. Kemudian, geometri tiang pylon asimetris ditujukan untuk mengatur cable stayed agar tidak bersinggungan dan tetap berada di luar deck jembatan serta menambah estetika.

Beton yang digunakan juga adalah beton kualitas tinggi  fc’45 Mpa (K-500 ) yang menggunakan material lokal guna mengoptimalkan potensi resources yang ada. Sehingga efektivitas dan keberhasilannya, bisa menjadi lesson learn sekaligus referensi bagi proyek-proyek lainnya.