PKBL dari BUMN Diharapkan Bakal Atasi Masalah Pengembangan IKM Rintisan di Tanjung Lesung

Oleh : Chodijah Febriyani | Kamis, 29 Juli 2021 - 16:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Sebagai upaya mendukung program KEK Tanjung Lesung dan program one village one product Cikadu Edutourism Center, serta dalam rangka melaksanakan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), tim KKN-PPM UGM Gelora Tanjungjaya melakukan pemetaan masalah pada kelompok pengrajin dan pelaku industri kecil menengah (IKM) di Desa Tanjungjaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Pemetaan masalah IKM ini dilakukan dengan mengambil data primer melalui telewicara dengan para pengrajin dan kelompok IKM terkait kendala dan permasalahan yang dialami, serta data dari pemerintah setempat. 

Saat ini Desa Tanjungjaya memiliki sekitar 14 kelompok IKM yang terdiri dari empat kelompok IKM dibidang kuliner dan sepuluh kelompok IKM pengrajin.

Semua kelompok IKM yang ada merupakan kelompok usaha rintisan yang sudah berjalan selama paling sedikit berjalan lebih dari satu tahun produksi dan ada yang sudah berjalan selama lima tahun produksi. 

Permasalahan yang dialami oleh kelompok IKM kuliner terdapat pada pembuatan PIRT dan branding produk. Masyarakat kesulitan dalam mengurus PIRT karena terkendala oleh biaya uji laboratorium di Dinas Kesehatan serta ongkos transportasi yang lumayan mahal.

Pembuatan kemasan dan branding produk yang menarik juga belum mampu untuk dilakukan mengingat keterbatasan kemampuan dan alat yang mereka miliki.

Dari hasil telewicara terdapat beberapa masalah yang terdapat pada kelompok pengrajin dan pelaku IKM, seperti permasalahan kualitas dan jumlah sumber daya manusia (SDM), ketersediaan jumlah bahan baku, kelengkapan alat dan mesin produksi, cara pemasaran dan yang paling besar terkait permodalan.

Maka dari itu, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari BUMN akan sangat membantu mengembangkan IKM di Desa Tanjungjaya.

Sementara itu, adapun permasalahan yang dialami oleh kelompok pengrajin terdapat keterbatasan alat, bahan baku dan sumber daya manusia yang belum tercukupi.

"kalau untuk kendala ada pada proses pembuatan dan finishing produk karena masih kekurangan alat, seperti mesin bor dan gerinda, serta berbagai macam mata pisaunya," tutur Tedi ketua kelompok pengrajin Batok Kelapa TDM Work dari kampung Sukamulya, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id pada Kamis (29/7/2021).

Kemudian, pemasalahan pada ketersediaan bahan baku dialami oleh Pak Aceng ketua kelompok Kerajinan Kayu Saung Centong di Kampung Muncang. Selain itu kendala modal untuk membeli bahan baku dialami oleh Pak Jai ketua kelompok kerajinan Kayu Ukir Badan Moncong Kulon di Kampung Cikadu. 

Lalu Toto, Manajer Sanggar Batik di Kampung Cikadu mengungkapkan mengalami kendala pada kualitas dan jumlah sumber daya manusia dan bahan baku yang hanya tersedia di Jawa Tengah, sehingga membebani biaya produksi.

"SDM kurang mengerti batik sama sekali, jadi harus mulai dari pelatihan dan pengenalan dari nol. Sulit mempertahankan SDM yang sudah terlatih, banyak warga yang berpandangan merantau ke luar daerah lebih baik. Kendala terbesar dalam mengedukasi warga dan konsumen tentang batik tulis, sehingga mereka tidak lagi membandingkan harga batik tulis dan batik printing," jelasnya.

"Sekarang, ketersediaan bahan baku yang berasal dari Semarang membuat kos produksi semakin besar sehingga mempengaruhi harga jual," jelasnya.

Maka, solusi dan strategi pemberdayaan yang dapat diberikan sebagai upaya penyelesaian masalah dan peningkatan kesejahteraan perekonomian kelompok pengrajin dan pelaku IKM di Desa Tanjungjaya dapat berupa, pemberian program pemberdayaan dan peningkatan kemampuan teknologi produksi, pengelolaan usaha dan pendampingan pengajuan PIRT.

Dalam mengatasi permasalah permodalan dapat berupa pengajuan bantuan PKBL BUMN terutama pada Program Kemitraan yang menyediakan bantuan pinjaman modal usaha.

Selaras dengan temuan data di lapangan, kajian penelitian terdahulu dan berdasar pada kebutuhan masyarakat, maka luaran dari program kerja pemetaan masalah IKM ini berupa pengajuan proposal kemitraan terkait pinjaman modal usaha bagi kelompok pengrajin dan pelaku IKM di Desa Tanjungjaya. 

Dengan adanya bantuan pinjaman modal usaha ini pengrajin dan pelaku IKM dapat memenuhi keterbatasan alat dan mesin produksi, serta mencukupi kebutuhan bahan baku, serta mengurus PIRT produk mereka. 

Selain luaran yang berbentuk proposal peminjaman modal, harapannya pemerintah daerah dan BUMN memberikan bantuan pinjaman modal usaha melalui Program Kemitraan yang ada.

Mengingat, IKM di Desa Tanjungjaya masih berada pada level rintisan, harapannya biaya jasa administrasi yang dibebankan dari pinjaman modal usaha tidak terlalu besar dan membebani masyarakat, agar mereka dapat maksimal dalam mengembangkan IKM yang sedang dirintis.