Sejumlah Hotel dan Restoran Ramai-ramai Kibarkan Bendera Putih! Begini Reaksi Menparekraf Sandi...

Oleh : Ridwan | Sabtu, 24 Juli 2021 - 09:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Sejumlah hotel dan restoran di Kabupaten Garut, Jawa Barat memasang endera warna putih bergambar emotikon menangis sebagai aksi mengungkapkan kesedihan terkait usahanya yang sepi dampak PPKM Darurat.

Hal tersebut ditanggapi langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Menurut Sandi, di Indonesia ada 34 juta pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang perlu diselamatkan agar bisa bertahan saat adanya pembatasan sosial ini.

"Jangan sampai sentra pariwisata dan ekonomi kreatif mengibarkan 'bendera putih', kita perlu kekuatan, salah satunya melalui vaksinasi," kata Sandiaga di Jakarta (23/7/2021).

Menurutnya, Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang mendapat tekanan berat atas adanya PPKM.

Maka dari itu, ia meminta kepada masyarakat, khususnya para pelaku ekonomi kreatif, agar bisa datang ke sejumlah sentra vaksinasi yang telah disediakan oleh pemerintah daerah.

"Efektivitas vaksinasi itu telah terbukti, pandemi sekarang ini membuat masyarakat terpolarisasi, pandemi bagi yang telah tervaksinasi dan yang belum tervaksinasi, dan yang belum itu cukup terdampak," kata Sandiaga.

Sebelumnya ramai diberitakan sebanyak 30 hotel dan restoran di Kabupaten Garut, Jawa Barat memasang bendera warna putih bergambar emotikon menangis sebagai aksi mengungkapkan kesedihan terkait usahanya yang sepi dampak PPKM Darurat.

"Kami pasang bendera putih di hotel dan rumah makan, ini sebagai ungkapan kesedihan kami dengan kondisi usaha saat ini," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Garut Deden Rohim dikutip Antara, Senin, 19 Juli.

Dia menuturkan bendera merah putih dengan gambar menangis itu sudah terpasang di sejumlah hotel dan restoran di wilayah perkotaan Garut sebagai ungkapan pengusaha terkait kondisi usaha saat ini yang terus memprihatinkan.

Pelaku usaha hotel dan restoran di Garut, kata dia, sudah berusaha bertahan selama dua tahun pandemi COVID-19, meskipun hingga kondisi saat ini terus sepi pengunjung karena dampak PPKM Darurat.

"Seyogianya kita ini sudah berjibaku hampir dua tahun covid ini, ini (pasang bendera) adalah sebuah refleksi, hati kita ini menangis," katanya.

Deden mengungkapkan kondisi usaha saat ini telah membuat para pelaku usaha kewalahan untuk menanggung biaya karyawan dan biaya operasional pokok lainnya, salah satunya tagihan listrik.