Survei Mengungkapkan 4,7 Juta UMKM Beralih ke Digital Selama Pandemi

Oleh : Chodijah Febriyani | Senin, 21 Juni 2021 - 12:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Marketplace diibaratkan sebuah pasar di dunia maya dengan penjual yang berbeda-beda. Marketplace ini berbeda dengan e-commerce yang hanya menjual produk sendiri dan hanya ada satu toko, sementara online shop merupakan toko online di sosial media.

“Konsep marketplace ini sama seperti pasar tradisional hanya saja online, dalam bentuk website yang menghubungkan antara penjual dan pembeli,” kata Lecture IULI, Irma Nawangwulan dalam webinar Literasi Media wilayah Jawa Barat, Bandung Barat, Senin (14/6/2021).

Irma lalu mengemukakan keuntungan pelaku UMKM bergabung di marketplace. Di antaranya tidak perlu bayar uang sewa lagi, jangkauannya pun lebih luas. Marketplace juga menjadi cara bertahan selama pandemi. Hasil survey KIC Katadata menyebutkan 77 persen UMKM terbantu dari marketplace dalam memasarkan produk sehingga bisa bertahan dan berjualan di masa pandemi. 

Selain itu marketplace memiliki banyak program promo seperti gratis ongkir, cashback, hingga diskon. Dari sini sebanyak 72 persen konsumen menjadi tertarik unyuk belanja di toko online milik UMKM. Selain itu 69% konsumen mengatakan marketplace aman untuk transaksi dan sebanyak 66 persen mengatakan mudah digunakan. Dengan bergabung di marketplace pelaku UMKM juga bisa memperluas jaringan bisnis. 

Irma mengatakan, survei terbaru mengungkap sebanyak 4,7 juta UMKM telah merambah ekosistem digital dalam 11 bulan terakhir. Totalnya kini sekitar 64 juta UMKM secara keseluruhan. Dari hasil survey 392 UMKM se-Indonesia para UMKM sudah memiliki toko online, paling banyak di Shoppe dan Tokopedia. 

“80 persen UMKM memiliki daya tahan lebih baik selama menghadapi pandemi. Kalau tidak mau start coba nggak mau melek teknologi,” jelas Irma.

Disamping mengajak para pelaku UMKM untuk gabung di marketplace. Irma juga memberikan saran sebelum menjadi go digita. Seperti hindari kurang persiapan, belum paham promo di marketplace, lupa pelanggan lama, toko tidak dirawat, dan banyak gabung di marketplace di awal padahal belum belajar cara mengelola toko. 

Webinar Literasi Digital untuk wilayah Jawa Barat I Kabupaten Purwakarta merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. 

Di webinar kali ini hadir pula narasumber lainnya yaitu Dosen Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Aprida M. Sihombing, Guru SD Cahaua Nangsa Kota Baru Parahyangan Alda Dina Bangun dan Aribowo Sasmito dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.