Luar Biasa! Bangkitkan Industri Keramik Nasional, Menperin Agus 'Kawinkan' Produsen dengan Pengembang Properti

Oleh : Ridwan | Kamis, 17 Juni 2021 - 13:12 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengakselerasi dan membangkitkan industri keramik nasional.

Salah satu langkah yang dilakukan melalui business matching antara produsen keramik yang tergabung dalam Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) dengan asosiasi sektor pengguna yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI).

"Kita semua patut bersyukur, Indonesia memiliki industri keramik yang saat ini menduduki peringkat delapan dunia dengan kapasitas produksi terpasang sebesar 538 juta m2 per tahun dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Menperin menyebut, melalui business matching diharapkan pelaku usaha sektor industri maupun sektor terkait lain seperti properti, pengembang, dan infrastruktur terus bersinergi, bergerak menciptakan peluang pasar baru, saling mengisi untuk menjamin kepastian rantai pasok, serta kerja sama yang erat dalam menciptakan kemandirian ekonomi bidang industri keramik nasional. 

"Dengan langkah ini juga diharapkan produk industri keramik nasional dapat memiliki peran penting di pasar regional dan global," sebut Agus.

Business matching antara produsen keramik dengan asosiasi sektor pengguna, ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara ASAKI dengan REI dan Perjanjian Kerja Sama Antara Perusahaan Industri Keramik Nasional Dengan Penyedia Jasa Properti/Real Estate  Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Swasta Nasional. 

"Kerja sama ini sekaligus membuktikan bahwa kita sedang menjalankan amanah yang disampaikan dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya yaitu 'Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya'. Artinya, kita bersama-sama sedang membangun Indonesia," terangnya.

Dalam jangka panjang, sebut Agus, industri keramik nasional akan sangat prospektif, mengingat konsumsi keramik nasional per kapita sekitar 1,4 m2 masih lebih rendah dibandingkan konsumsi ideal dunia yang telah mencapai lebih dari 3 m2.

"Terlebih dengan masifnya pembangunan infrastruktur dan perumahan rakyat menjadi peluang pangsa pasar bagi industri keramik nasional untuk meningkatkan konsumsi keramik nasional dan memperluas pangsa pasar dalam negeri," ucap Menperin.

Menperin menuturkan, Indonesia harus bangga karena saat ini ubin keramik dalam negeri telah mampu menembus pasar ekspor negara-negara Asia, Eropa, Amerika, dan Australia. 

"Kemudian juga perlu digarisbawahi bahwa khusus untuk produk ubin atau porcelain slab ukuran 3,2 meter x 1,6 meter baru Indonesia yang mampu memproduksi di dunia dan telah diekspor ke China, Australia, serta Amerika Serikat," imbuhnya.

Selain itu, lanjut Agus, Indonesia harus bangga bahwa keramik produksi dalam negeri memiliki keunggulan dari segi kualitas, tipe, desain atau motif, jaminan ketersediaan dan after sales service, serta memiliki TKDN rata-rata di atas 85%.

Menurut Agus, meski turut dihantam badai pandemi Covid-19, ekspor ubin keramik meningkat sebesar 17% pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019 (year-on-year).

"Memperhatikan demand dalam negeri dan pangsa pasar ekspor yang telah mulai meningkat, beberapa produsen keramik nasional telah melakukan ekspansi atau perluasan, dan mengundang ketertarikan beberapa investasi baru," jelasnya. 

Menperin berharap kerja sama ini tidak hanya berdampak positif untuk kedua belah pihak, namun juga dapat menggerakan perekonomian nasional serta berkontribusi positif kepada masyarakat dan negara Indonesia.

Sekretaris Jenderal REI Amran Nukman berkomitmen mendukung program pemerintah terkait penggunaan produk dalam negeri salah satunya keramik dalam membangun properti di selueuh Indonesia.

Dikesempatan tersebut, Amran meminta tiga hal yang harus diperhatikan oleh para produsen keramik nasional antara lain, volume, time delivery, serta harga yang kompetitif.

Sementara itu, Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, kerja sama ini merupakan satu terobosan luar biasa dan wujud nyata dari Kementerian Perindustrian untuk membantu pemulihan industri keramik dan penguatan industri keramik dalam rangka substitusi impor.

"Langkah sinergi dan Kolaborasi antara Kemenperin, Asaki dengan REI selain sebagai titik balik kebangkitan industri keramik dalam negeri juga diharapkan bisa membantu mengurangi defisit ekspor impor produk keramik yang mana sebesar USD 1,1 miliar dalam kurun waktu 5 tahun terakhir," tutup Edy.

Edy juga memberikan jaminan atas ketersediaan supply, on time delivery dan harga yang kompetitif, serta after sales service yang mana tidak bisa diberikan oleh produk keramik impor.