Luar Biasa! Meski Labanya Turun 45 Persen, Surya Pertiwi Tetap Bagi Dividen Tunai 2020

Oleh : Abraham Sihombing | Jumat, 28 Mei 2021 - 11:02 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Jika kita ingin berinvestasi di saham, tidak ada salahnya memperhatikan pergerakan harga saham PT Suya Pertiwi Tbk yang berkode SPTO. Kendati tidak termasuk saham unggulan (bluechip), akan tetapi langkah yang diambil manajemen perseroan untuk mempertahankan fundamental saham-sahamnya pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia cukup baik. Mari kita simak catatan di bawah ini.

Laba bersih SPTO turun 44,9 persen menjadi Rp105,30 miliar pada 2020 dibandingkan pada tahun sebelumnya. Penurunan itu disebabkan oleh terpangkasnya pendapatan bersih sebesar 15,7 persen menjadi Rp1,91 triliun menyusul merebaknya pandemi Covid-19 dibandingkan kinerja pendapatan bersihnya pada 2019.

Meski demikian, kendati laba bersihnya turun, manajemen perusahaan agen tunggal TOTO Jepang, produsen saniter terkemuka dunia, tersebut tetap membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2020. Bahkan, porsi dividen tunai tersebut mencapai 76,9 persen dari laba bersih, atau bernilai total Rp80,98 miliar (Rp30 per saham).

Dalam acara Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Kamis (27/05/2021), Investor Relation SPTO, Adhi Sudargo Tasmin, menjelaskan, dividen tunai yang dibagikan itu terdiri dari dividen interim sebesar Rp20 per saham yang telah dibagikan pada Desember 2020 dan sisa dividen sebesar Rp10 per saham yang akan dibagikan pada Juni 2021.

“Memang laba bersih tahun 2020 turun, tetapi kami tetap membagikan dividen dengan porsi 76,9 persen dari laba bersih 2020. Hal itu karena manajemen mempertimbangkan bahwa perseroan pada 2021 ini tidak membutuhkan belanja modal yang besar, posisi kas dan setara kas perseroan naik 46 persen pada 2020 berkat kolektibilitas piutang yang melampaui target serta persediaan yang membaik, dan manajemen perseroan berkeinginan untuk tetap mempertahankan komitmen pembagian dividen sebesar 40 persen dari laba bersih yang diraih kepada pemegang saham,” jelas Adhi.

Adhi mengemukakan, belanja modal perseroan tahun ini hanya dianggarkan sebesar Rp50 miliar saja untuk internal maintenance perusahaan. Dana tersebut diambil dari kas internal perseroan. Pasalnya, perseroan pada 2021 ini masih belum melakukan ekspansi usaha karena masih adanya risiko lockdown yang membatasi berbagai kegiatan bisnis sehingga hal itu akan membuat para customer perseroan tidak dapat beraktivitas dengan leluasa.

Kendati tidak mengungkapkan besarannya, Adhi menuturkan bahwa top line dan bottom line perseroan pada 2021 ini diperkirakan akan terus membaik dan meningkat. Hal itu terlihat dari kinerja pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 3 persen yang diraih perseroan sepanjang triwulan pertama 2021 ini.

“Membaiknya kinerja keuangan perseroan tahun ini karena perseroan akan terus berinovasi dan memanfaatkan platform e-commerce dan media sosial sebagai upaya untuk meningkatkan penjualan. Selain itu, neraca yang cukup kuat dengan utang yang minimal sehingga biaya bunga rendah akan terus mendukung perseroan untuk mempertahankan pembayaran dividen yang tinggi,” pungkas Adhi. (Abraham Sihombing)