Triwulan I-2021, Pendapatan Jababeka Melesat 35% Jadi Rp640,60 Miliar

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 18 Mei 2021 - 15:39 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Jababeka Tbk (KIJA) membukukan total pendapatan Rp 640,60 miliar pada triwulan pertama 2021. Itu artinya, pendapatan perusahaan properti tersebut tumbuh 35% jika dibandingkan di periode yang sama pada 2020.

Sekitar 56% dari total pendapatan perseroan pada triwulan pertama 2021, atau sebesar Rp384,24 miliar dikontribusikan oleh pendapatan berulang. Pada triwulan pertama 2020, pos ini memberikan kontribusi hingga 70% dari total pendapatan.

Pilar Land Development & Property, membukukan pendapatan Rp257,80 miliar pada triwulan pertama 2021, atau melonjak 116% dibandingkan di periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp19,60 miliar.

Lonjakan pendapatan tersebut didorong oleh kuatnya kinerja penjualan kavling tanah yang dikembangkan. Penjualan kavling tanah yang dikembangkan pada triwulan pertama 2021 tercatat sebesar Rp154,80 miliar dibandingkan pada triwulan pertama tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 35,1 miliar.

Sementara itu, pendapatan Pilar Kenyamanan & Perhotelan KIJA meningkat 22% menjadi Rp25,10 miliar pada triwulan pertama pertama 2021. Ini adalah kinerja keseluruhan yang lebih baik di antara sebagian besar sub-segmen dalam pilar tersebut, termasuk golf dan pariwisata. Segmen golf memberikan kontribusi 65% terhadap total pendapatan pilar Leisure & Hospitality pada triwulan pertama 2021.

Laba kotor perseroan meningkat 47% menjadi Rp238,40 miliar di pada triwulan pertama 2021, dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 162,60 miliar. Sementara itu, marjin laba kotor konsolidasi KIJA untuk triwulan pertama 2021 tercatat sebesar 37%, dibandingkan dengan 34% pada periode yang sama tahun 2020. Kenaikan tipis marjin laba kotor tersebut, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi dari Pilar Pengembangan Lahan & Properti di 1Q21.

Kendati demikian, KIJA masih merugi Rp53,50 miliar pada triwulan pertama 2021, atau jauh lebih baik dibanding rugi bersih sebesar Rp759,80 miliar pada triwulan pertama 2020. Alasan utama perbedaan yang sangat besar ini adalah dampak dari pergerakan valuta asing (valas) karena Perseroan membukukan kerugian selisih kurs sebesar Rp82,10 miliar (kerugian translasi) pada triwulan pertama 2021 dibanding kerugian selisih kurs sebesar Rp699,1 miliar pada triwulan pertama 2020.

EBITDA Perseroan pada kuartal pertama 2021 tercatat sebesar Rp207,20 miliar, naik 74% dibandingkan pada periode yang sama 2020 sebesar Rp119,10 miliar.

Dari sisi Penjualan Pengembangan Lahan dan Properti, Perseroan mencapai Rp230,80 miliar pada kuartal pertama 2021, lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan Rp110,50 miliar pada kuartal pertama 2020. Penjualan pemasaran dari Cikarang dan lain-lain memberikan kontribusi 94% dan sisanya dari Kendal sebesar 6%. Penjualan hasil industri (tanah atau tanah dengan bangunan standar pabrik) memberikan kontribusi sebesar 73%, sedangkan segmen residensial/komersial dan lain-lain memberikan kontribusi sebesar 27%. Target marketing sales perseroan untuk 2021 ditetapkan sebesar Rp1,4 triliun, yang terdiri dari Rp1,0 triliun dari Cikarang, dan Rp400 miliar dari Kendal. (Abraham Sihombing)