Ini Strategi Pelita Samudera Shipping Jaga Marjin Tetap Stabil Ditengah Lesunya Pasar Ekspor dan Domestik

Oleh : Hariyanto | Senin, 26 April 2021 - 11:17 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) di tahun 2020 berfokus pada diversifikasi komoditas angkut multi kargo untuk merambah pangsa pasar potensial termasuk pasar internasional. Strategi Perseroan adalah mengoptimalkan utilisasi aset yang dimiliki di tengah melesunya pasar ekspor dan domestik akibat situasi pandemi Covid-19 yang menekan industri global, terutama jatuhnya permintaan komoditas batubara.

Perseroan berhasil membukukan Total Pendapatan telah diaudit per 31 Desember 2020 sebesar USD68,4 juta (sekitar Rp 0,96 triliun), hanya mengalami penurunan sebesar 9% dari periode yang sama di 2019 sebesar USD 75,3 juta, dengan tarif angkutan rata-rata mengalami kenaikan sebesar 10% menjadi USD2,74/metrik ton dari USD2,49/metrik ton di 2019 dan membukukan total volume pengangkutan sebesar 24,9 juta metrik ton.

"Pendapatan Sewa Berjangka meningkat signifikan sebesar 35% menjadi USD13,3 juta dari USD9,9 juta di 2019, mengalami peningkatan di semua segmen bisnis, Floating Loading Facility (FLF), Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) dan Kapal Curah Besar (MV)," kata Direktur Utama PSSI Iriawan Alex Ibarat dalam keteranganya yang dikutip INDUSTRY.co.id, Senin (26/4/2021).

Beban Pokok Pendapatan sedikit mengalami penurunan menjadi USD55,9 juta dari USD56,2 juta di 2019, kontribusi terbesar dari peningkatan biaya depresiasi kapal namun diimbangi dengan penurunan biaya bahan bakar.

"Ditengah turunnya pasar batubara, Perseroan banyak melakukan perbaikan dan pemeliharaan kapal (docking) di semester pertama sehingga dapat mengejar kebutuhan volume pengangkutan di semester kedua, terbukti dengan mulai menguatnya harga batubara menjelang awal kuartal IV/2020," tambah Alex

Perseroan mencatat marjin Laba Kotor sebesar 18% atau USD12,5 juta. Marjin EBITDA berhasil dicapai di 35% atau sebesar USD24,3 juta, menunjukkan cash cost yang cukup stabil dari 2019 marjin di 40% atau EBITDA sebesar USD29,9 juta

Utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada Kapal Curah Besar (MV) mencapai hampir 25% untuk volume pengangkutan freight charter komoditas di luar batubara seperti nikel, alumina, tembaga konsentrat, semen klinker, pasir silika, billet baja dan produk besi.

Di pertengahan 2020, Kapal Tunda dan Tongkang (TNB) berekspansi ke segmen nikel terutama di area Sulawesi Tenggara serta membuka kantor perwakilan di Kendari pada akhir kuartal IV/2020. Memperluas pangsa pasar dan optimisasi aset membantu PSS untuk melaporkan Laba Bersih Tahun Berjalan per 31 Desember 2020 sebesar US$8,4 juta.

Perseroan membangun posisi keuangan yang kuat dengan Jumlah Aset meningkat sebesar 3% YoY menjadi USD146,8 juta dari USD143,2 juta dan Jumlah Ekuitas meningkat sebesar 7% YoY menjadi USD94,5 juta dari USD88,6 juta, terutama dari Saldo Laba (Retained Earnings) meningkat sebesar 18% menjadi USD39,4 juta per 31 Desember 2020 dari USD33,4 juta per 31 Desember 2019. Di periode yang sama, Perseroan memiliki Kas dan Setara Kas sebesar USD14 juta (termasuk Kas yang Dibatasi Penggunaan sekitar USD1,3 juta).

Rasio Hutang terhadap Aset dan Rasio Hutang terhadap Ekuitas sebesar masing-masing 0,24 kali dan 0,37 kali, lebih rendah dari masing-masing 0,28 kali dan 0,45 kali di 2019, yang merupakan kontribusi dari pembayaran penuh pinjaman bank jangka panjang UOB serta cicilan pokok pinjaman bank ICICI dan Citibank dengan total pembayaran pinjaman sebesar USD30,5 juta. Pembayaran pinjaman bank juga berkontribusi pada posisi Rasio Gearing yang lebih baik sebesar 0,22 kali vs. 0,37 kali dari 2019.

Posisi keuangan ini menunjukkan Perseroan memiliki struktur modal yang terjaga dengan baik dan kapasitas keuangan yang solid. Rasio Harga Saham terhadap Pendapatan (Price Earning Ratio) juga meningkat lebih tinggi sebesar 7,7 kali vs. 5,3 kali dari 2019.

"Dengan PSS telah berhasil mengamankan kontrak senilai USD164,6 juta di 2020 untuk kontrak baru serta perpanjangan kontrak jangka panjang dalam 1 – 3 tahun kedepan, kami optimis akan bertumbuh tangguh dengan diversifikasi bisnis, optimalisasi aset dan ekspansi armada sebagai strategi berkelanjutan," ujar Alex

Alokasi belanja modal di 2021 ditargetkan sekitar USD21 juta untuk rencana strategi ekspansi armada. "Pertumbuhan Pendapatan di 2021ditargetkan meningkat sekitar 15 – 20% dari 2020, dengan target lebih tinggi dari 2019 atau pre-pandemi," pungkas Alex.