Pertimbangkan Kondisi Pasar, Indocement Targetkan Pasar Ekspor Naik 25%

Oleh : Kormen Barus | Jumat, 19 Maret 2021 - 18:59 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta –PT Indocement Indonesia Tbk, pada tahun ini  belum ada rencana ekspansi pabrik karena pasar masih oversuplai 55 juta ton.

“ Ya ini sangat tidak logis kalau ekspansi di tahun ini di saat kapasitas produksi semen dalam negeri oversuplai 115 juta ton, tetapi konsumsi baru 62 juta. Namun peluang ekspansi masih terbuka di tahun depan dengan tetap mempertimbangkan kondisi pasar,”ujar Christian Kartawijaya Direktur Utama  PT Indocement Indonesia Tbk, dalam public expose virtual di Jakarta, Jum’at (19/3/2021).

Dia mengatakan,  saat ini kondisi pasar yang oversuplai selain disebabkan banyaknya pemain baru juga kondisi cuaca yang mempengaruhi rendahnya konsumsi semen dalam negeri. Kemudian untuk mensiasati hal tersebut, perseroan akan terus menggenjot ekspor semen klinker. Dimana tahun ini, perseroan menargetkan ekspor naik 20-25% menjadi 600 ribu ton dari tahun lalu 400 ribu ton.

Apalagi, lanjut Christian, perseroan mendapatkan kontrak jangka panjang ekspor semen klinker 147 ribu-255 ribu ton ke Brunai Darussalam dan juga China. Perseroan, disampaikan masih menaruh asa ada kenaikan penjualan semen pasca lebaran. Pasalnya, saat ini geliat pasar properti menjadi faktor permintaan pasar semen perseroan meningkat kendati untuk proyek infrastruktur belum mendominasi,”Realisasi penjualan sampai Februari 2021, industri semen catat positif dan bahkan minggu kedua di bulan positif dengan dominasi penjualan di residensial,”ungkapnya.

Dirinya menilai, kebijakan pemerintah dengan bunga KPR rendah dan uang muka 0% memberikan sentiment dan geliat sektor properti kembali tumbuh sehingga mampu mengerek penjualan semen. Kedepan, perseroan akan terus meningkatkan pangsa pasar dengan membidik pulau Sumatera seiring dengan kenaikan pangsa pasar Indocement 25,5% menjadi 25,8%. “Dalam memperluas pangsa pasar, kita sudah membikin terminal di Lampung dan Palembang karena pulau Sumatera mulai berkembang baik setelah Jawa,”tandasnya.

Fakrtor lainnya, menurut Christian, hadirnya jalan tol Trans Sumatera juga membuat geliat ekonomi juga ikut naik sehingga berdampak pada meningkatnya permintaan semen. Selain itu, perseroan juga telah membuat terminal floating di Konawe untuk masuk pasar di Sulawesi. Diharapkan dengan hadirnya terminal tersebut bisa membawa angkutan semen lebih efektif dan efisien.

Selain itu, perseroan juga merilis produk semen Rajawali untuk penetrasi pasar semen di kelas curah dengan kualitas bagus dan harga cukup kompetitif. Disamping itu, perseroan juga mulai memperkenalkan semen ramah lingkungan dengan kualitas tinggi. Sebagai informasi, tahun ini perseroan mengalokasikan capex Rp 1,1 triliun atau naik 10% dari tahun lalu.

Pemulihan ke Depan yang Lebih Kuat!

Christian mengatakan, tahun 2020 memberikan tantangan yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Sejak awal tahun, industri semen dilanda dengan lebatnya musim hujan sekitar dua bulan kemudian disusul oleh dampak pandemi Covid-19. Keseluruhan pertumbuhan ekonomi termasuk industri semen berada pada titik terendah selama Triwulan ke-2 saat awal pandemi dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ketat. Kemudian pemulihan mulai terjadi secara gradual di paruh kedua tahun 2020, walau relatif lambat yang disebabkan oleh kasus baru Covid-19 harian yang masih meningkat seiring dengan berjalannya pembatasan mobilitas.

Sementara pada awal tahun 2021, industri semen masih tertekan karena siklus tahunan musim hujan termasuk meningkatnya kasus baru pasca libur akhir tahun, namun dengan cuaca yang lebih kering dan kecenderungan penurunan kasus baru harian belakangan ini, termasuk proses vaksinasi yang sudah mulai berjalan sejak Januari, industri semen sudah mulai menunjukkan peningkatan permintaan semen dimana pada bulan Februari telah bertumbuh positif +1% YoY untuk pertama kalinya sejak Pandemi.

Pihaknya yakin dengan adanya beberapa kebijakan yang baru diterbitkan oleh Pemerintah seperti pembentukan sovereign wealth funds (SWF), kebijakan kredit kepemilikan rumah (KPR) bunga rendah, dan PPN 0% untuk kepemilikan rumah jenis tertentu yang pastinya merupakan katalis positif bagi industri semen, pertumbuhan konsumsi semen yang lebih kuat akan terjadi pada semester ke-2 tahun ini, khususnya semen curah dengan dimulainya beberapa proyek besar baik infrastruktur, pembangunan pabrik-pabrik baru, proyek smelting dan pembangunan kawasan industri dan pariwisata baru serta proyek-proyek perumahan dari berbagai developer.

Indocement adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia. Saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang. Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.