Genjot PEN! Mendag Lutfi Siapkan Lima Strategi Peningkatan Ekspor RI

Oleh : Candra Mata | Jumat, 05 Maret 2021 - 10:23 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Perdagangan M. Lutfi mengemukakan bahwa Ekspor merupakan salah satu komponen Produk Domestik Bruto (PDB) yang dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional (PEN). 

Untuk mendorong ekspor tersebut, Ia menyatakan memiliki lima strategi.

Pertama ialah memelihara pasar ekspor dan produk utama. Lalu kedua, fokus pada usaha kecil dan menengah (UKM) berorientasi ekspor. 

Kemudian ketiga, melakukan penetrasi pasar nontradisional. Adapun keempat, memanfaatkan perjanjian dagang. 

"Kelima, reformasi regulasi, khususnya turunan Undang-Undang Cipta Kerja," ungkap Lutfi dalam keterangannya seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id pada Jumat (5/3/2021).

Dijelaskannya lebih lanjut, produk utama dan pasar utama ekspor Indonesia harus terus dijaga karena memiliki kontribusi yang cukup besar. 

Dimana dari 10 negara utama tujuan ekspor memberikan kontribusi sebesar 70% dari total ekspor Indonesia. 

"Sementara dari 10 produk ekspor utama Indonesia, memberikan kontribusi sebesar 60% dari total produk ekspor Indonesia," tandasnya.

Hal senada juga diutarakan oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan. Ia mengatakan, untuk penetrasi pasar nontradisional, peran emerging market akan semakin besar. 

Negara-negara emerging market akan berkontribusi sekitar 71% dari ekonomi dunia dan 51% berada di kawasan Asia.

“Selain Asia, Afrika menjadi salah satu penyumbang komoditas primer yang harganya akan tinggi. Artinya, akan ada persaingan untuk mendapatkan komoditas primer di kawasan Asia dan Afrika sebagai bahan baku untuk diproduksi menjadi barang jadi oleh negara-negara emerging market,” jelasnya.

Kasan melanjutkan, penetrasi pasar melalui kota-kota besar di pasar ekspor nontradisional juga menjadi perhatian. Kota-kota di kawasan negara emerging market berpotensi besar untuk terus tumbuh perekonomiannya. 

Dengan memanfaatkan perjanjian dagang yang sudah dimiliki Indonesia, kota-kota besar di kawasan Asia dan Afrika akan berkontribusi besar untuk masuknya produk-produk dari negara lain, termasuk Indonesia.

Untuk UKM berorientasi ekspor, Kasan menjelaskan, Kemendag memiliki program 1.500 UKM ekspor. 

Pada 2020, berdasarkan data Kemendag, UKM ekspor Indonesia mencapai 83% atau sekitar 12 ribu dari eksportir nasional. Namun, kontribusinya hanya 4% dari total ekspor nasional. UKM tersebut sebagian besar berada di pulau Jawa.

“Dalam program mencetak 1.500 UKM ekspor, yang menjadi target di antaranya UKM yang telah mempunyai produk namun belum melakukan ekspor, UKM pemula dengan mendorong minat terutama anak muda, serta UKM yang sedang mengembangkan produk maupun pasar ekspor,” ungkap Kasan.

Untuk perwakilan perdagangan, Kasan memberikan arahan agar dapat beradaptasi dengan situasi dan kebijakan perdagangan dengan negara akreditasi agar dapat diantisipasi.

“Diharapkan perwakilan perdagangan tetap melaksanakan tugasnya di luar negeri, namun tetap harus menyesuaikan dengan negara akreditasi masing-masing,” pungkasnya.