Guru dan Siswa SMK Tolong Catat! Nadiem Minta Jangan Hanya Berpikir Tentang Sistem Pendidikan: Tanamkan Pola Pikir Kita Adalah Wirausahawan

Oleh : Candra Mata | Rabu, 17 Februari 2021 - 15:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Sorong, Saat melakukan kunjungan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta Pelayaran Ampari, Kota Sorong, Papua Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menekankan link and match pendidikan vokasi dan industri tidak boleh berhenti pada penandatanganan kerja sama (MoU) belaka.

Lebih dari itu, Mendikbud mengatakan, industri dituntut untuk melakukan kerja sama hingga menyerap lulusan SMK.

"Kemitraan SMK dengan industri jangan sebatas MoU. Kemitraan haruslah sampai lulusan SMK diserap oleh industri,” demikian disampaikan Mendikbud dalam keterangan resminya yang dilansir redaksi Industry.co.id pada Rabu (17/02/2021).

Untuk memuluskan program link and match vokasi dengan industri tersebut, Nadiem mendorong adanya bimbingan dari perguruan tinggi. Ini penting, kata Mendikbud, karena SMK kerap kali kesulitan mencari mitra industri. 

"Universitas yang membina beberapa SMK, akan lebih mudah menemukan kemitraan dengan industri," jelas Nadiem.

Selain itu, Nadiem juga meminta kepada para kepala sekolah untuk pentingnya menanamkan pola pikir kewirausahaan bagi para siswa.

"SMK yang unggul bukan yang hanya berpikir tentang sistem pendidikan, tapi juga kewirausahaan. Buatlah produk hebat dan menjual. Dengan begitu kita bisa menghasilkan SDM yang inovatif," ujar Nadiem.

"Saya mengajak para kepala sekolah, guru dan siswa, untuk bisa membayangkan bahwa kita adalah wirausahawan," tandasnya.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto menegaskan bahwa lulusan SMK dituntut tidak hanya mengusai keahlian yang bersifat teknis atau hard skill, namun juga soft skill seperti kedisiplinan, sikap, dan karakter. 

Wikan juga berharap, SMK di seluruh Indonesia tidak mengesampingkan pendidikan karakter, sehingga lulusan SMK bisa bersaing di dunia usaha, dunia industri, dunia kerja (Iduka). 

"Karakter, kedisiplinan, dan sikap itu diciptakan dalam enam semester pembelajaran. Bisa saja dari enam semester itu, tiga semester dipelajari sambil magang," kata Wikan.

Wikan Sakarinto juga mendorong SMK untuk segera melakukan link and match dengan industri melalui program pernikahan massal vokasi-industri.  

Wikan juga mengajak SMK untuk menggandeng perguruan tinggi vokasi (PTV), baik dengan universitas yang memiliki program studi diploma maupun politeknik. 

Wikan menambahkan, sebagai pemicu untuk meningkatkan link and match vokasi-industri, pemerintah juga menjanjikan insentif super tax deduction yang akan memberikan keuntungan bagi industri. 

"Super tax deduction ini bisa menjadi pendanaan yang tidak ada batasnya," ucap Wikan.