Bos Jababeka Yakin RI Bisa Salip Negara Besar, Darmono: Kita Perlu Inovasi Extraordinary! Buat 'Singapura-singapura' Baru di Indonesia

Oleh : Nandi Nanti | Selasa, 09 Februari 2021 - 00:05 WIB

INDUSTRY co.id - Jakarta, Founder sekaligus Chairman Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono mengungkapkan pemerintah perlu memulai bertindak out of the box dalam menghadapi kondisi defisit ekonomi.

Menurutnya, sudah seharusnya ada inovasi extraordinary di berbagai bidang termasuk keuangan sehingga Indonesia bisa keluar dari defisit saat ini. Bahkan menggungguli negara-negara besar dunia.

"Ibarat perhelatan racing atau balap formula 1, semua termasuk indonesia sedang berada di tikungan, Kalau mau menyalip negara besar, tentu ini saatnya kan, ucap Darmono dalam sebuah diskusi yang digelar secara virtual oleh President University pada Senin (8/2/2021).

"Untuk itu kita perlu inovasi keuangan yang extraordinary, kita memerlukan keberanian merubah kondisi ini menjadi peluang," sambungnya.

Sejatinya, Indonesia memiliki banyak keunggulan dibanding negara lain, seperti SDA yang berlimpah, SDM Kompeten, bonus demografi serta pasar yang besar.

Lantaran hal tersebut, sudah sepatutnya bila Indonesia menjadi negara dengan ekonomi maju.

"Saya ingin mencontohkan, bahwa ada dua negara kecil didunia, yakni Swiss di eropa dan Singapura di asia, tapi keduanya memegang peranan penting didunia. Inikan pelajaran buat Indonesia," sebutnya.

Tak hanya itu, bahkan Swiss mampu memiliki income perkapita yang tinggi yakni sekitar 90 ribu US dollar. 

"Apakah ada alasan mengenai kepastian hukum atau keamanan terjamin untuk para investor sehingga negara kecil itu punya pendapatan perkapita yang besar," ujar Darmono.

"Jadi kita perlu lakukan inovasi, bertindak out of the box," tuturnya lagi.

Untuk itu, Indonesia juga perlu mencontoh Singapura dan menciptakan sentra ekonomi baru diseluruh kota di Indonesia.

"Kita bisa meng-copy paste, membuat Singapura-singapura baru dimasing-masing pulau, dengan memiliki otonomi sendiri untuk mengatasi masalah keuangannya," sebut Darmono.

"Dengan demikian, kawasan ekonomi baru tersebut akan menciptakan investasi baru, mendatangkan lapangan kerja baru serta menumbuhkan perekonomian yang merata," pungkasnya.

Perlu diketahui, dalam diskusi yang bertemakan "Tantangan Geoekonomi di Masa Pandemi Covid-19" itu, turut hadir sebagai pembicara Dubes Swiss Muliaman Hadad dan Praktisi Pendidikan Komarudin Hidayat.