Blockchain untuk Perdagangan Komoditi 4.0

Oleh : Herry Barus | Selasa, 02 Februari 2021 - 15:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Klaus Schwab, pendiri sekaligus ketua eksekutif World Economic Forum, menyampaikan bahwa teknologi blockchain akan berkontribusi 10% dari produk domestik bruto (PDB) global di tahun 2025, dengan 58% partisipan bisnis di seluruh dunia. Blockchain akan membawa berbagai pengaruh positif di masa yang akan datang.

Pertama, blockchain bermanfaat untuk meningkatkan inklusi keuangan di emerging market, dimana jasa keuangan yang menggunakan teknologi blockchain dapat menjangkau banyak masyarakat. Kedua, blockchain meminimalkan peran perantara. Selain itu, aset yang diperdagangkan semakin beragam, sebab segala jenis barang atau jasa yang nilainya dapat dipertukaran, bisa diperdagangkan dalam blockchain. Terakhir dan paling penting, blockchain dapat meningkatkan transparansi, dimana blockchain pada dasarnya adalah sebuah ledger yang menyimpan informasi seluruh transaksi global bagi pihak yang menggunakan teknologi blockchain.

Blockchain juga dapat mengoptimalkan keamanan dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memberikan data kepada seluruh pihak dalam rantai pasokan (supply chain). Terkait hal ini, ada empat elemen yang menjadi kunci perdagangan dengan teknologi blockchain.

Pertama, penggunaan digital public ledger untuk mencatat dan memverifikasi transaksi. Fungsi ini dapat memberikan transparansi bagi semua transaksi, mempercepat penyelesaian transaksi, dan membangun ekosistem yang mudah untuk ditelusuri, sehingga mendorong kepercayaan antara pihak-pihak yang terlibat.

Kedua, keamanan dari transaksi yang dapat dibuat “tanpa izin” (terbuka untuk publik) maupun privat (tertutup), sehingga dapat mengurangi peran perantara. Sedikitnya peran perantara akan mengurangi biaya compliance, rekonsiliasi dan transaksi, mengizinkan terciptanya pasar dengan entry barrier yang rendah, serta memperbolehkan perdagangan dengan kuantitas kecil.

Setelah itu, ada juga updates by consensus, yang mana akan memberikan keamanan transaksi dengan pencatatan transaksi secara digital dan dapat diverifikasi. Updates by consensus dapat memberikan efisiensi biaya karena hanya memerlukan sedikit perantara, menyederhanakan proses dan infrastruktur, dan meningkatkan efisiensi operasional (terutama melalui digitalisasi aset).

Blockchain juga memberikan control and security melalui desentralisasi data yang dapat mengurangi risiko penyelesaian (settlement) dan risiko penipuan (fraud) transaksi. Desentralisasi data juga mencegah penyalahgunaan melalui tindakan monopoli dan memerlukan sedikit peraturan, biaya serta pengawasan regulator.

“Contoh implementasi blockchain dalam industri dapat dilihat dalam perdagangan energi dan komoditas lainnya, terutama terkait penyelesaian (settlement). Dengan blockchain, penyelesaian diotomasi dengan smart contract untuk penyelesaian kontrak derivatif dalam bentuk tunai token, sebagaimana dana penyelesaian dapat ditahan pada rekening escrow sampai jatuh tempo perdagangan, lalu dilepaskan secara otomatis,” jelas Jericho, Research & Development Manager ICDX.

Dalam penyelesaian perdagangan fisik, partisipan dapat menggunakan tanda tangan kunci berdasarkan blockchain untuk konfirmasi pengiriman barang. Dengan demikian, semua pihak yang terlibat dalam perpindahan komoditas dapat menelusuri asetnya secara real-time dan tetap menjamin keamanan transaksi.

Fungsi-fungsi blockchain di atas tentunya akan sangat bermanfaat bagi perdagangan komoditas di Indonesia, terutama perdagangan melalui bursa seperti ICDX. Selain perdagangan yang terkontrol oleh bursa, transaksi yang terjadi juga menjadi jauh lebih efisien dan aman, sebab sistem blockchain memiliki kode-kode yang sulit diretas dan dimanipulasi.