Prospek Bisnis UMKM Tetap Cerah Meski Wabah Covid 19 Belum Berlalu,

Oleh : Herry Barus | Minggu, 22 November 2020 - 11:56 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Meskipun vaksin Covid 19 kemungkinan sudah dapat digunakan pada awal tahun 2021, wabah Covid 19 dipastikan belum segera berlalu. Kehidupan juga tidak akan kembali pada kebiasaan sebelum terjadi wabah. Meski demikian, peluang bisnis usaha mikro kecil dan menengah  (UMKM) akan tetap memiliki prospek yang cerah.

Sebab di kebiasaan baru pasca wabah Covid, masyarakat banyak memerlukan produk yang sebelumnya tidak diperlukan. Ini menjadi prospek bisnis yang bisa digarap pelaku UMKM . Syaratnya bekerja dengan sungguh sungguh. Menjaga kualitas produk dan terus melakukan kegiatan promosi.

Hal terebut disampaikan sekretaris Komisi I Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi DKI Jakarta  yang juga dosen tetap Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Manajemen STIAMI Eman Sulaeman Nasim, dalam acara Webinar “Pelatihan Peningkatan kapasitas UMKM,” kemarin di Jakarta. Acara diselenggarakan Kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)  Institut STIAMI dengan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selain Eman Sulaeman Nasim, instruktur lainnya yang ikut memberikan materi, pakar digital teknologi yang juga dosen Institut STIAMI Bisma Widiyawan. Hadir dalam acara tersebut puluhan pelaku UMKM di wilayah Jakarta yang tergabung dalam JakPreneur.

“Saat ini dan beberapa tahun ke depan, masyarakat masih akan memerlukan banyak masker, hand sanitizer, face shield dan alat pelindung diri lainnya, untuk mencegah penularan virus covid 19. Selain itu juga minuman dan makanan Kesehatan yang dapat menjaga imun tubuh. Produk-produk tersebut bisa diproduksi oleh pelaku UMKM. Ini tentunya menjadi prospek dan peluang bisnis bagi  UMKM di masa dan pasca pendemic Covid 19. Disamping usaha usaha yang selama ini sudah ditekuni  UMKM seperti kuliner, pembuatan kerajian, jasa pengiriman online dan yang lainnya. ,” papar Eman Sulaeman Nasim.

Lebih lanjut, dosen yang juga pelaku UMKM sejak tahun 2000 an ini menjelaskan, selagi dunia belum kiamat dan belum terjadi perang dunia ke tiga, serta  selagi manusia masih memerlukan makan dan minum serta pakaian,  peluang usaha dan prospek bisnis bagi UMKM tidak akan pernah tertutup. Ada banyak peluang usaha yang tidak bisa dimasuki perusahaan atau pelaku usaha  berskala  atau modal besar. Sebaliknya Perusahaan besar bisa diajak Kerjasama. Bahkan perusahaan besar juga berkepentingan adanya pelaku UMKM.

“Yang utama, adalah pelaku UMKM harus dapat memproduksi atau menjual apa yang laku dipasar. Orientasi kita sebagai pengusaha adalah pasar. Apa barang maupun jasa yang dbutuhkan masyarakat atau pasar. Peluang apa yang tersedia di pasar. Segera tangkap dan isi oleh para pengusaha kecil. Disnilah pentingnya kita melakukan survei atau mengintip peluang usaha di pasar,” papar Eman Sulaeman Nasim.

Selain  itu  pelaku UMKM harus dapat menjaga bahkan terus meningkatkan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan atau disediakannya. Yang tidak kalah pengtingnya mematuhi protokol Kesehatan untuk mencegah terjangkit virus corona baik pada pelaku UMKM nya maupun produk yang dihasilkannya.  Sehingga masyarakat pembeli atau customer maupun client  puas akan kualitas produk kita juga pelayanan atas jasa yang kita berikan.

“Jangan pernah sekalipun mengecewakan pelanggan atau pembeli maupun customer kita. Karena itu kita harus mampu menjaga kualitas barang dan jasa yang kita berikan atau jual kepada masyarakat pembeli dan mampu menerapkan protokol kesehatan.  Termasuk menjaga produk kita agar terhindar dari Covid 19. Pembeli atau customer tetap kita harus perlakukan sebagai raja. Jangan pernah melakukan penipuan kepada customer. Jangan langar hukum negara dan hukum agama” papar dosen Komunikasi Bisnis di Politeknik Keuangan Negara STAN Bintaro ini.

Lelaki yang pernah menjadi dosen ketua DPR RI Puan Maharani di Komunikasi FISIP UI ini, melanjutkan, bagi pelaku UMKM yang baru berkecimpung dalam dunia bisnis, jangan pernah melupakan peranan marketing atau pemasaran. Dalam dunia marketing kita mengenal  rumus marketing mix 4P. Product berupa barang atau jasa yang kita jual dan laku di masayrakat. Price, harga yang akan kita kenakan dan harus dibayar oleh pembeli atau customer  atas barang maupun jasa yang kita tawarkan dan dibeli oleh pelanggan kita. Juga place. Tempat kita menjajakan atau berjualan barang maupun jasa kita. Seperti kios atau kantor penjualan. Ke empat adalah promosi atau promotion.

Di era kemajuan sarana dan tekonologi komunikasi dan informasi seperti saat ini, adanya media sosial dan telepon pintar sangat membantu pelaku UMKM untuk menjual atau memasarkan barang maupun jasa yang dijualnya.  Dengan modal yang masih terbatas, pelaku UMKM tidak perlu memasang iklan  di berbagai media massa dengan biaya mahal. Cukup promosikan barang dan jasa kita di media sosial seperti Instagram, youtube, twiter, facebook, blog, website dan media sosial lainnya. Itu sangat ampuh untuk menarik konsumen.

Untuk tahap awal, sebelum modal cukup, website mungkin belum perlu. Promosi bisa dilakukan di Instagram, youtuber atau blog. Asal dikemas secara sungguh sungguh dan menarik,.

Sedangkan, P dalam 4P rumus pemasaran lainnya yakni place, alias tempat. Untuk tahap awal, bagi yang belum memiliki dana yang cukup untuk menyewa took,  dapat digantikan dengan berjualan online. Berjualan online justru dapat dijangkau oleh calon pembeli dari berbagai penjuru dunia.

 

Bagi UMKM pemula, sebaiknya jangan hanya berjualan online sendiri. Tapi dapat bergabung dengan digital market place yang sudah eksis seperti shopie, buka lapak, Blibli.com, Tokopedia dan yang lainnya. Atau selain bergabung dengan digital market place yang besar dan terpercaya, juga jualan online lewat media sosial.

“Pilih digital market place  yang terpercaya yang menjaga kualitas pelayanan dan kepentingan kedua belah pihak. Penyedia barang dan jasa juga pembeli. Untuk menghindari adanya pembeli nakal, tahap awal hindari dulu pilihan COD atau cash on delivery alias bayar ditempat. Dibayar oleh pembeli apabila barang sudah tiba di tempat pembeli. Mengingat saat ini masih banyak orang orang yang nakal. Pesan barang COD. Barang sampai mereka kabur atau menuliskan alamat palsu. Hindari itu” papar pria yang aktif berorganisasi sejak masih kuliah di jurusan Komunikasi FISIP UI ini.

Modal Bukan Masalah

Pada kesempatan tersebut, konsultan beberapa BUMN  ini meyakinkan kepada para pelaku UMKM untuk terus melanjutkan usahanya. Jangan terhenti hanya karena modal. Jangan mudah menyerah. Jika usahanya sudah berjalan, dan kekurangan modal, dapat segera menghubungi lembaga keuangan perbankan. Setiap bank memiliki jenis pinjaman krediit usaha rakyat (KUR).

“Jika kebutuhan modal di bawah Rp 50 juta, pinjamannya tidak memerlukan jaminan. Jaminan atau coalteral diperlukan bagi pinjaman KUR yang di atas ratusan juta,. Namun persyaratan lebih jelasnya silahkan mendatangi kantor cabang bank terdekat” papar Eman Sulaeman Nasim.

Di tempat yang sama, pakar teknologi digital Bisma Widiyawan menyarankan agar  para pelaku UMKM sudah mulai meninggalkan pembayaran manual. Beralih ke pembayaran digital atau digaital payment.

Alasannya di era globalisasi informasi dan semua serba online, masyarakat pembeli akan malas membeli barang yang pembayarannya manual. Kalau pembeliannya online, maka pembayarannya pun harus online.

Bisma menyarankan agar para pelaku UMKM menggunakanteknologi Fintech yang perusahaan pengelolanya diakui dan resmi terdaftar di otorita jasa keuangan (OJK). Melalui Finctech, para pelaku UMKM juga dapat mengajukan pinjaman modal.

“Usahakan gunakan jasa Fintech yang dikelola perusahaan yang terdaftar di OJK. Jangan Fintec abal abal. Fintec abal abal bisa I jadi tu adalah rentenir. Hindari rentenir,” papar Bisma.

Hal lainnya, jangan tinggalkan untuk selalu berdoa, memohon petunjuk dan bimbingan ALLAH SWT. Tugas manusia adalah ikhtiar. Keberhasilan ditentukan oleh Tuhan