Kuartal III-2020, Pendapatan Astra International Merosot Hingga 26 Persen

Oleh : Hariyanto | Selasa, 27 Oktober 2020 - 11:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pada Kuartal III-2020, PT Astra International Tbk (ASII) mengalami penurunan pendapatan sebesar 26% (year-on-year) menjadi Rp130,3 triliun, sehingga laba bersih tetap tercatat menurun 12% meski sudah memasukkan keuntungan dari penjualan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) sebesar Rp14 triliun.

"Keseluruhan kinerja Grup Astra selama sembilan bulan pertama 2020 lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, terutama akibat dari pandemi COVID-19," kata Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro di Jakarta, Selasa (27/10/2020).

Meski demikian, menurut Djony, kinerja Grup Astra di Kuartal III-2020 menunjukkan beberapa perbaikan dibandingkan dengan kinerja pada Kuartal II-2020, karena sebagian pembatasan terkait pandemi mulai dilonggarkan. "Neraca keuangan Grup tetap kuat," tegasnya.

Djony mengungkapkan, laba bersih ASII hingga Kuartal III-2020 mencatatkan penurunan sebesar 12%, meski sudah memasukkan perhitungan penjualan saham BNLI. Tetapi, lanjutnya, jika tidak memasukkan perhitungan penjualan saham PermataBank, makan penurunan laba bersih ASII sebesar 49% (y-o-y) menjadi Rp8,2 triliun.

Djony mengatakan, penurunan laba bersih itu terutama dipengaruhi oleh penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, serta jasa keuangan yang disebabkan oleh dampak pandemi COVID-19 dan penerapan langkah-langkah penanggulangan, serta penurunan harga batu bara.

Sementara itu, kata Djony, nilai aset bersih per saham pada 30 September 2020 sebesar Rp3.822 atau meningkat 5% dari nilai aset bersih per saham pada 31 Desember 2019.

Kas bersih yang tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan mencapai Rp4,4 triliun pada 30 September 2020, dibandingkan utang bersih Rp22,2 triliun pada akhir 2019 (Setelah diterimanya hasil penjualan saham BNLI pada Mei 2020).

Dia melanjutkan, utang bersih anak perusahaan jasa keuangan menurun dari Rp45,8 triliun pada akhir 2019 menjadi Rp43 triliun pada 30 September 2020.