Meski Harga Batu Bara Anjlok, Bukit Asam Mampu Cetak Laba Rp1,3 Triliun Pada Semester I-2020

Oleh : Hariyanto | Kamis, 01 Oktober 2020 - 09:07 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Meski terimbas pandemi COVID-19 serta menurunnya harga batu bara dunia, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih mencetak kinerja positif di semester I-2020.

Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,3 triliun pada semester I-2020. Sedangkan dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp 9 triliun hingga pertengahan tahun ini.

Beban pokok penjualan PTBA hingga paruh pertama 2020 menurun 8% dibanding periode yang sama tahun lalu, dari Rp 6,9 triliun menjadi Rp 6,4 triliun.

Aset perusahaan per Juni 2020 tercatat masih kuat berada di angka Rp 26,9 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas sebesar Rp 8,6 triliun atau 32% dari total aset.

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C dalam keterangan pers yang dikutip INDUSTRY.co.id, Kamis(1/10/2020) mengatakan, kinerja PTBA selama semester I-2020 cukup terdampak oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat diberlakukannya lockdown di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India.

"Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas PTBA. Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak pada penyerapan batu bara domestik," kata Andwie.

Harga batu bara yang terus merosot selama tahun ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batu bara acuan (HBA) pada semester I-2020 ini merosot sekitar 20% dari US$ 65,93 per ton pada bulan Januari 2020 menjadi US$ 52,98 per ton pada bulan Juni 2020.

Efisiensi merupakan salah satu strategi PTBA untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batu bara.

Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA pada semester I-2020 adalah terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan biaya pokok produksi melalui penerapan berbagai optimasi biaya penambangan seperti pemangkasan jarak angkut dan penurunan stripping ratio.

Dari sisi produksi, PTBA mampu menghasilkan 12 juta ton hingga Juni 2020 diiringi dengan kinerja angkutan batu bara yang juga menunjukkan performa positif. Selama semester pertama tahun ini, kapasitas angkutan batu bara tercatat mencapai 11,7 juta ton.

Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga semester I-2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini.

PTBA melakukan penyesuaian angka produksi batu bara di tahun 2020 setelah mempertimbangkan kondisi pasar global di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung, dari target awal 30,3 juta ton menjadi 25,1 juta ton.