Planned Shutdown Selesai, Lapangan Banyu Urip Berpotensi Tambah Produksi Minyak Hingga 450 Ribu Barel

Oleh : Hariyanto | Senin, 28 September 2020 - 15:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Kegiatan planned shutdown Central Processing Facility Lapangan Banyu Urip yang dilaksanakan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) ExxonMobil Cepu Ltd. (EMCL) berhasil diselesaikan lebih cepat 2 hari dari dari rencana awal selama 9 hari sejak 18 September 2020.

Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Susana Kurniasih menyampaikan, dengan keberhasilan percepatan proses planned shutdown, maka saat ini Lapangan Banyu Urip siap untuk berproduksi kembali.

“Dalam kurun waktu lebih cepat 2 hari dari jadwal, akan berpotensi menambah produksi 450.000 barel minyak,” kata Susana di Jakarta (28/9/2020).

Penambahan produksi ini menjadi sangat penting bagi SKK Migas dalam upaya memenuhi target lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam APBN-P 2020. “Selain itu, percepatan ini juga berdampak pada penghematan biaya operasi sehingga penerimaan negara dapat kami optimalkan,” ujar Susana.

Susana menambahkan keberhasilan ini tidak lepas dari excellence shutdown handling yang dilakukan oleh tim SKK Migas dengan EMCL meski berada ditengah pandemi COVID-19 yang berakibat pada pembatasan kerja.

“Meski ada pembatasan, percepatan dapat dilakukan berkat optimalisasi yang dilakukan secara digital. Hal ini sejalan dengan salah satu upaya transformasi SKK Migas yakni digitalisasi,” ujarnya.

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Indonesia Azi N. Alam menyebutkan bahwa planned shutdown ini telah direncanakan, dijadwalkan dan disetujui pada WP&B (Work, Program & Budget), dan tidak berpengaruh kepada target produksi.

“Fokus pada pelaksanaan aktivitas pekerjaan yang aman dan baik, membuat Blok Cepu dapat kembali berproduksi lebih dari 220.000 barel minyak per hari setelah pemeliharaan rutin ini dilakukan. Kegiatan ini juga meliputi selesainya gas handling capacity upgrade serta mendukung proses pengerjaan tie-ins proyek gas Jambaran-Tiung Biru,” tambahnya.

“Saat ini, kami berfokus pada stabilitas operasi dan kembali secara bertahap meningkatkan produksi normal sambil memastikan keamanan dan keandalan operasi,” ucap Azi.

Di sisi lain, SKK Migas juga tengah mengupayakan percepatan-percepatan beberapa program kerja KKKS. “Apa saja yang bisa dilakukan di 2020 seperti proses pemeliharaan, pengadaan, perizinan, maupun hal lainnya kami minta agar segera dilaksanakan. Hal ini menjadi salah satu komitmen bersama hasil disuksi dalam CEO Forum kemarin,” ujar Susana

“Harapannya, dengan mulai lebih awal di 2020 maka program-program kerja tersebut dapat menjadi pondasi awal dalam persiapan pemenuhan target yang diberikan Pemerintah di tahun 2021 mendatang” pungkasnya.