Perlukah Antisipasi Biaya Pengobatan Kanker?

Oleh : Herry Barus | Rabu, 23 September 2020 - 16:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Meningkatkan pengetahuan tentang kanker juga perlu dibarengi dengan pengetahuan perencanaan keuangan, yaitu pendapatan yang kita miliki tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan saaat ini, melipatgandakan kekayaan, dan mempercepat pertumbuhan kekayaan semata. Tetapi, keuangan yang dapat meminimalisir risiko ekonomi jika terjadi hal yang tak terduga, seperti penyakit kritis.

Agency Development Manager Henry Kurniawan K S, RFP®, LCPC, Rabu (23/9/2020) menyarankan untuk menyiapkan anggaran biaya asuransi dengan rumus 10% untuk kebaikan, 30% untuk cicilan produktif, 40% untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup, dan 20% untuk masa depan depan. Termasuk dalam dana masa depan, seperti dana darurat, pendidikan anak, dana pensiun, dan asuransi jiwa dan kesehatan.

Lalu, perlindungan asuransi kesehatan yang bagaimana yang dapat meminimalisir risiko finansial apabila terjadi risiko penyakit kritis? Yaitu, asuransi kesehatan yang memiliki manfaat atau limit yang cukup untuk membiayai pengobatan di rumah sakit dengan mempertimbangkan tingkat inflasi di masa depan. Memiliki asuransi dengan limit manfaat Rp30 miliar saat ini mungkin terdengar fantastis. Namun, biaya rumah sakit akan terus naik karena faktor inflasi.

Pada 20 atau 30 tahun mendatang, angka ini tentunya tidak lagi fantastis. Apalagi, produk asuransi ada yang dibatasi dengan batas manfaat tahunan yang mungkin hanya cukup untuk kebutuhan biaya rumah sakit saat itu sehingga besaran manfaat asuransi di jangka panjang idealnya menjadi pertimbangan ketika memilih asuransi kesehatan.

Pertimbangan lain adalah soal harga kamar karena ketika sakit tentunya pasien perlu mendapatkan kenyamanan, tetapi terkendala pada harga kamar rumah sakit yang mahal. “Asuransi kesehatan yang ideal tidak dibatasi dengan harga kamar, yaitu memiliki fasilitas 1 tempat tidur di kelas VIP/VVIP. Artinya, jika tahun-tahun mendatang harga kamar dengan 1 tempat tidur atau kelas VIP/VVIP mengalami kenaikan harga, pasien tetap dapat menggunakan fasilitas asuransinya dengan maksimal,” sebut Henry.

 Asuransi kesehatan penting terutama di saat tak terduga. Untuk itu, nasabah perlu berkomitmen membayar premi agar perlindungan dapat terus terlindungi. Tetapi mengingat premi  bertambah seiring dengan bertambahnya usia maka nasabah perlu menyiasati keuangannya agar tetap dapat membayar premi untuk tetap mendapatkan perlindungan asuransi.

“Bagi yang memiliki penghasilan tetap, biasanya ada kenaikan gaji setiap tahun. Penambahan gaji ini dapat dialokasikan pada dana masa depan. Misalnya, kenaikan gaji 7% alokasikan dana tersebut untuk premi Anda bisa mengikuti sebesar 7% untuk persiapan jika  premi asuransi naik seiring bertambahnya usia, “sebut Henry.