Kabar Gembira! Luhut: Industri Logam Asal Australia Bakal Guyur Investasi Puluhan Miliar Dolar

Oleh : Candra Mata | Jumat, 04 September 2020 - 16:57 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut B, Pandjaitan melakukan akta perjanjian kerja sama dengan Fortescue Future Industries Pty Ltd (FFI) yang merupakan anak perusahaan Fortescue Metals Group Ltd (Fortescue) di bidang pengembangan industri logam atau biji besi yang mengembangkan energi hijau, pada hari Jumat (4/9) di Jakarta.

Menko Luhut mengatakan perjanjian ini merupakan kesepakatan awal untuk mengembangkan kekuatan energi terbarukan Indonesia dan untuk mendorong industri hijau.

“Penandatanganan Akta Kesepakatan dilakukan untuk membuat kerangka koordinasi kerja sama. Satgas gabungan memfasilitasi, mempercepat dan menerapkan investasi FMG di industri hijau pada pembangunan pembangkit listrik tenaga air 60 GW dan 25 GW tenaga panas bumi di seluruh Indonesia,” katanya.

Namun Luhut enggan menyatakan berapa nilai total investasi perusahaan asal Australia tersebut.

Yang pasti, sebutnya investasi akan mengalir ke proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 60 GW dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi berkapasitas 25 GW.

Investasi tersebut tak termasuk kebutuhan pembangunan infrastruktur dasar dari proyek. 

"Investasi ini tidak termasuk infrastruktur pendukungnya, yang akan memakan puluhan miliar dolar," katanya. 

Perlu diketahui, dalam perjanjian tersebut FFI diberi hak untuk melakukan studi kelayakan pada proyek-proyek yang bersumber pada tenaga air dan panas bumi untuk mendukung akselerasi bauran energi hijau yang juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global.

Satuan tugas ini nantinya akan terdiri dari para pemangku kepentingan dari kedua belah pihak yang akan melaksanakan investasi semaksimal mungkin di bawah koordinasi Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Purbaya Yudhi Sadewa.

“Kemarin kami bertemu dengan Presiden Joko Widodo dan Presiden berpesan untuk proyek ini bisa segera berjalan dan pemerintah daerah untuk membantu, terutama perizinan. Saya minta mereka studi dua tahun dan 2023 mereka sudah ground breaking. Kolaborasi ini menunjukkan bahwa Indonesia terbuka melakukan kerja sama dengan siapa saja, negara mana saja, selama itu saling menguntungkan dan memberi manfaat untuk rakyat Indonesia. Hydropower memproduksi hidrogen yang dibutuhkan oleh industri lithium baterai,” jelas Luhut.

Sementara itu, pendiri Fortescue Dr. Andrew Forrest menyatakan pihaknya akan menjalankan melaksanakan proyek-proyek berdasar pada hasil studi kelayakan dan perjanjian persetujuan. 

FFI menurut Mr. Forrest, didukung oleh keahlian kelas dunia, memiliki keunggulan operasional, dan kemampuan yang telah terbukti dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan. 

Menurutnya, ia menjalankan bisnis berbasis nilai, berkomitmen pada tujuan strategi untuk memastikan kekuatan dan fleksibilitas neraca, berinvestasi dalam keberlanjutan jangka panjang dari bisnis inti.

“Keunikan ‘Fortescue’ adalah berintegrasi dengan komunitas dan membantu mereka terlibat secara setara dalam semua proyek kami dan membantu mereka dalam modal atau teknologi,” ujarnya.