Penjualan Pan Brothers Diproyeksikan Tumbuh 10-15 Persen pada 2020

Oleh : Abraham Sihombing | Jumat, 28 Agustus 2020 - 07:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Penjualan PT Pan Brothers Tbk (PBRX) secara konsolidasi diproyeksikan tumbuh antara 10 hingga 15 persen menjadi sekitar USD731,554 juta hingga USD764,806 juta pada 2020 dibandingkan dengan realisasi penjualan perseroan pada 2019 sebesar USD665,049 juta.

“Prediksi pertumbuhan penjualan yang cukup konservatif tersebut, kami perkirakan dapat tercapai karena perseroan masih memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan berbagai global brands serta adanya peningkatan penjualan APD (Alat Pelindung Diri) yang biasa digunakan oleh para perawat penderita Covid-19,” papar Anne Patricia Sutanto (Wakil Direktur Utama PBRX) pada acara paparan publik di Jakarta, Kamis (27/08/2020).

Anne mengemukakan, penjualan perseroan sepanjang semester pertama 2020 sudah mencapai USD326,206 juta. Itu artinya, perseroan selama enam bulan pertama tahun ini telah mencapai target penjualan antara 42,65 persen hingga 44,59 persen.

“Jika dibandingkan dengan realisasi penjualan per Juni 2019 sebesar USD284,799 juta, maka penjualan kami selama paruh pertama tahun ini menunjukkan kenaikan 15 persen. Untuk enam bulan pertama tahun ini , penjualan kami sudah mencapai target, tinggal kita lihat hingga akhir tahun nanti,” ujar Anne.

Anne menjelaskan, sekitar 96% dari penjualan perseroan per Juni 2020 merupakan penjualan berbagai produk garmen dan sisanya produk tekstil. Berdasarkan nilainya, penjualan ke berbagai negara Asia merupakan kontributor terbesar, yaitu sebesar USD199,7 juta atau sekitar 61,22 persen dari penjualan konsolidasi perseroan per Juni 2020.

Untuk mendukung pencapaian target penjualan konsolidasi pada 2020 ini, menurut Anna, manajemen perseroan meningkatkan kapasitas produksi garmen hingga mencapai 130 juta potong per tahun. “Itu artinya, kapasitas terpasang kami meningkat sekitar 11 persen dibandingkan pada 2019 sebanyak 117 juta potong per tahun,” tukas Anne.

Anne menuturkan, peningkatan kapasitas produksi tersebut dilakukan melalui otomatisasi, digitalisasi dan peningkatan ketrampilan (upskilling) di seluruh lini sumber daya manusia yang terlibat di perseroan.

“Karena itu, manajemen perseroan pada 2020 ini mengalokasikan dana belanja barang modal (capital expenditure/capex) hingga USD15 juta untuk membiayai pemeliharaan (maintenance) berbagai mesin produksi yang ada. Per Juni 2020, manajemen telah merealisasikan capex tersebut sekitar USD3,3 juta,” pungkas Anne. (Abraham Sihombing)